Covid 19
Ahli Biologi Molekuler Uncen Sebut Omicron Hanya Miliki Gejala Flu Biasa
Ahli Biokimia dan Biologi Molekuler Fakultas Kedokteran Uncen menyebut dari kumulatif kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia.
Penulis: Aldi Bimantara | Editor: Roy Ratumakin
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Aldi Bimantara
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Ahli Biokimia dan Biologi Molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih (Uncen), menyebut sejauh ini dari kumulatif kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia, hanya ditemukan gejala Covid-19 seperti biasa.
Hal itu dikatakan ahli Biokimia dan Biologi Molekuler dari Fakultas Kedokteran Uncen,
Dr Hendrikus MB Bolly Msi SPBS FICS AIFO kepada Tribun-Papua.com Rabu (12/1/2022).
Baca juga: Omicron Dapat Pengaruhi Efektivitas Vaksin? Ini Jawaban Ahli Biologi Molekuler
"Dari rilis Kementerian Kesehatan kan sudah ada, bahwa memang ini varian baru dan sudah ada di Indonesia, serta jumlah kasusnya telah ditemukan juga di beberapa daerah," jelasnya.
Hendrikus mengataka rilis terakhir dari Kemenkes itu, mengatakan memang varian Omicron didominasi oleh gejala ringan, dan sampai sejauh ini, belum memerlukan perawatan serius di rumah sakit.
"Sehingga program Menteri Kesehatan itu ialah isolasi mandiri dan memanfaatkan teknologi untuk telemedisin," sebutnya.
Disebutkan Hendrikus, sesuai pengamatan terbaru, belum ada perbedaan signifan dari sisi gejala dengan varian sebelumnya.
"Berdasarkan temuan akumulasi kasus di Indonesia, sebagian besar menimbulkan gejala batuk, pilek, dan demam ringan, lalu ciri khas dari Omicron masih bervariasi dan butuh penelitian lebih lanjut," pungkasnya.
Namun demikian, secara epidemiologis, Hendrikus mengatakan varian baru Covid-19 Omicron tersebut, memiliki tingkat penularan yang tinggi, sehingga perlu kewaspadaan.
Baca juga: Menkes: Jangan Takut Omicron,Ini 17 Aplikasi Resmi Telemedicine Omicron
"Sejauh ini, penerapan protokol kesehatan ketat dan peningkatan imun tubuh masih menjadi benteng perlindungan paling efektif untuk menangkal berbagai varian Covid-19," katanya.
Dijelaskan Hendrikus lebih jauh, semua virus yang ada di dunia termasuk Covid-19, pasti bermutasi sebagai bentuk pertahanan (survive) untuk hidup di sel inang.
"Jadi virus ini dapat hidup di sel inang dalam hal ini sel manusia, untuk memperbanyak diri, maka dia akan melakukan modifikasi diri," tandasnya.
Baca juga: Pemuda Bunuh Bocah 9 Tahun di Banjarnegara, Tergiur Ingin Kuasai HP
Namun begitu, dikatakan Hendrikus, harapannya ialah dengan semakin banyak varian baru, tentu keganasan Covid-19 semakin lebih jinak.
Untuk itu, dirinya tetap mengimbau masyarakat Papua, khususnya warga Kota Jayapura agar tetap mendisiplinkan protokol kesehatan dan menjaga imun tubuh.
"Mari jadikan prokes sebagai bagian penting dari hidup kita, karena pertahanan satu-satunya adalah prokes itu," ajaknya. (*)