KKB Papua
Ayah dari Serda Rizal: Anak Saya Gugur Saat Tugas Negara, Semoga Sahid
Seyogyanya, Serda Rizal direncanakan kembali dari tugasnya ke rumah orangtuanya pada Mei 2022 mendatang, namun takdir berkata lain.
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Gugurnya Serda Rizal saat kontak tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua, Kamis (27/1/2022) menambah luka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.
Seyogyanya, Serda Rizal direncanakan kembali dari tugasnya ke rumah orangtuanya pada Mei 2022 mendatang, namun takdir berkata lain.
Baca juga: Tak Ada Penambahan Pasukan ke Distrik Gome Pasca Kontak Tembak TNI-KKB
Serda Rizal gugur dalam tugas negara dalam melakukan pengamanan di wilayah pegunungan Papua.
Aca Suhendra, ayah dari Serda Rizal mengaku merasa kehilangan dan juga bangga terhadap putranya tersebut.
"Kami sangat kehilangan, namun kami sudah menerimanya, ikhlas dan bangga anak saya gugur dalam menjalankan tugas negara, semoga sahid," kata Suhendra, Kamis, dikutip dari Tribun Jabar.
Aca kali pertama mengetahui kabar tersebut dari teman tunangannya.
"Namun, saya tak begitu percaya, tapi saat menerima telepon dari TNI, baru saya percaya," jelasnya di rumah duka, Kampung Bojong Suren Kelurahan Pasawahan, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Awalnya, dia menerima informasi bahwa anaknya tertembak di bagian paha.
Baca juga: Jenderal Andika Perkasa Gelar Pertemuan Tertutup Usai Tiba di Timika
"Namun, kalau hanya tertembak di bagian paha, mungkin tak sampai meninggal, ternyata ia juga katanya tertembak di bagian perut," sebutnya.
"Tentu kami sangat kehilangan, dia anak yang baik. Tapi mau bagaimana lagi, ini sudah kejadian," tandasnya.
Hal senada juga diungkapkan Tindas Baraza ayah dari Pratu Baraza.
Baca juga: HARI INI Jenazah Pratu Baraza dan Pratu Rahman Diberangkat Ke Kampung Halamannya
Tindas Baraza mengaku terpukul saat mengetahui anaknya meninggal akibat kontak tembak dengan KKB di Papua.
"Hati saya hancur, sehancur-hancurnya, karena satu-satunya harapan akan menggantikan saya. Sebentar lagi saya akan pensiun," ujarnya di rumah duka, RT 19, Jalan TP Sriwijaya, Kelurahan Rawasari, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi, Kamis.
Tindas menuturkan, ia mengetahui kabar duka tersebut sekitar pukul 08.00 WIB.
“Istri saya mendengar kabar langsung syok dan pingsan terus," ucapnya.
Meski demikian, Tindas mengaku bangga anaknya gugur saat bertugas untuk negara.
"Kami selaku orangtua bangga, karena dia gugur saat tugas negara,” ungkapnya.
Menurutnya, hal itu adalah risiko menjadi tentara. Apa pun tingkatannya, pengabdian kepada negara adalah yang paling utama. (*)