ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Sosok

Kisah Wellem Matatar, Pria Ansus yang Mengabdikan Diri Jadi Guru di Pelosok Pegunungan Papua

Wellem tak menyerah. Hingga kini ia masih mengabdi di Distrik Pamek: mencerdaskan anak bangsa di pelosok Papua.

Tribun-Papua.com/Istimewa
SOSOK - Guru Wellem Matatar saat berfoto dengan anak-anak Distrik Pamek, Kabupaten Pegunungan Bintang, pelosok Papua. 

"Selama mengenal Utson, saya selalu bantu kerjakan tugas-tugas kantornya, dan pas kami mau dekat wisuda pada 17 Maret 2010, Utson tanya saya, mau jadi guru di Pegunungan Bintang atau tidak? dan saya jawab mau," kisahnya.

Mendengar jawaban Wellem, Utson lalu mengusahakan Wellem masuk sebagai guru honor di SMP Negeri Okbibab, Pegunangan Bintang.

Baca juga: Kisah Dokter Cantik Mengabdi di Pedalaman Papua, Susur Pantai 12 jam Layani Warga

Akses yang sulit serta biaya yang mahal untuk ongkos pesawat tak membuat Wellem patah semangat. Dia menumpangi pesawat misi ke Pegunungan Bintang. 

"Tepat 1 Desember saya ke Oksibil. Sewaktu saya di sana, ada tes pegawai, saya langsung ikut dan pada 13 Desember 2010, kami tes CPNS," ujarnya.

LATIHAN BERBARIS - 11 Februari 2011 adalah hari yang ditunggu-tunggu. Wellem memulai pengabdiannya sebagai guru honorer, sembari menunggu hasil penerimaan PNS.
LATIHAN BERBARIS - 11 Februari 2011 adalah hari yang ditunggu-tunggu. Wellem memulai pengabdiannya sebagai guru honorer, sembari menunggu hasil penerimaan PNS. (Tribun-Papua.com/Istimewa)

Jadi PNS

11 Februari 2011 adalah hari yang ditunggu-tunggu. Wellem memulai pengabdiannya sebagai guru honorer, sembari menunggu hasil penerimaan PNS.

Pada bulan Maret 2011, Wellem dinyatakan lulus sebagai PNS.

"Saat itu saya sedang mengajar, kaget begini ada masyarakat yang sampaikan bahwa di pengumuman lewat SSB dari Oksibi saya lulus menjadi PNS di tempat tugas yang sama, jadi harus ke kota untuk melengkapi pemberkasan ulang," tuturnya.

Distrik Okibab cukup jauh dari Oksibil, ibu kota daerah itu. Semua hanya bisa ditempuh lewat udara.

Tak menunggu lama, dirinya terbang menggunakan maskapai Ama guna melengkapi semua persyaratan.

Dua hari berselang, da kembali ke Okibab untuk mengajar.

Baca juga: Elisabeth, Sosok Wanita Setia Pengiring Langkah Kaki Dokter Seribu Rupiah

Jumlah tenaga pendidik di distrik ini sangat minim, menurut Wellem.

"Hanya ada 6 guru, kita harus mengajar 200 lebih siswa, dari kelas 1, 2 dan 3 SMP. Saya sendiri guru fisika harus mengajar sekaligus matematika, IPA, dan beberapa mata pelajaran sekaligus," katanya.

Tak hanya itu, cuaca di wilayah itu sangat ekstrem. Udaranya dingin, menusuk tulang sumsum.

Belum lagi penerangan yang masih nihil. Hanya ada api atau obor rakitan.

Sumber: Tribun Papua
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved