ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Covid 19

Lebih Banyak Pasien COVID-19 Isoman, Pemerintah Tingkatkan Layanan Telemedisin

Pemerintah terus berupaya mengendalikan penularan COVID-19, terutama menjaga agar layanan kesehatan bisa berjalan optimal

Istimewa
Covid 19 varian Omicron kini telah masuk di provinsi paling timur Indonesia yaitu Papua. Sebanyak tiga kasus, dimana dua kasus terdapat di ibu kota provinsi yaitu Kota Jayapura dan satu kasus lainnya di Kabupaten Jayawijaya. 

TRIBUN-PAPUA.COM,JAYAPURA - Pemerintah terus berupaya mengendalikan penularan COVID-19, terutama menjaga agar layanan kesehatan bisa berjalan optimal di tengah kenaikan kasus harian covid yang sebagian besar disebabkan varian Omicron.

Penambahan pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit terus terkendali dan pada Kamis (10/2/2022) pukul 16.30 WIB, tercatat kenaikan hanya 1,7 persen menjadi 28 persen dibanding kemarin 26,3 persen.

Meskipun COVID-19 varian Omicron ini menular lebih cepat daripada varian Delta sebelumnya, gejala-gejala yang ditimbulkan Omicron tidak seberat gejala Delta.

Baca juga: Warga Tewas Tertembak di Hutan Pulau Haruku, 2 Desa Kembali Bersitegang

Namun, masyarakat harus tetap waspada karena bisa berbahaya bagi beberapa kelompok tertentu seperti lanjut usia (lansia), anak-anak, orang dengan komorbid, dan orang yang belum divaksinasi.

"Vaksinasi yang masif ini membantu kita tidak sampai bergejala berat saat terinfeksi virus COVID-19,"kata Prof. dr. Abdul Kadir, Ph.D, Sp.THT-KL(K), M.ARS, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dikutib dari website Kemenkes.

"Kita terbiasa melihat angka kasus yang naiknya perlahan saat varian Delta kemarin, jadi ketika melihat lonjakan kasus yang sebagian besar disebabkan varian Omicron menjadi panik,"ujar Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid.

Baca juga: Prakiraan Cuaca 22 Wilayah di Papua Besok Selasa (15/2/2022): Jayapura Hujan dari Siang hingga Malam

Siti megimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang, namun tetap waspada. Meskipun kasus naik dengan cepat karena penyebaran virus lebih cepat dibanding Delta, namun gejala Omicron tidak separah varian Delta dengan sebagian besar pasien tanpa gejala (OTG) dan bergejala ringan.

"Kita dapat lihat dari angka keterisian tempat tidur dan isolasi COVID-19 di rumah sakit masih sangat terkendali, dibanding tahun lalu,"katanya.

Baca juga: SEDANG BERLANGSUNG, Lini Belakang Persipura Amburadul, Barito Putera Hajar 2 Gol

Lalu bagi masyarakat yang bergejala ringan maupun tanpa gejala, disarankan untuk menjalani isolasi mandiri di rumah maupun di isolasi terpusat yang sudah disediakan pemerintah.

Bagi pasien isolasi mandiri di rumah bisa memanfaatkan layanan telemedisin jika tersedia atau melapor ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan pemantauan secara medis oleh petugas kesehatan.

"Untuk paket obat pasien isoman, saat ini sudah 95 persen kita bisa mengantarkan obat ke rumah pasien dalam tempo 124 jam, dan sudah mempercepat pengadaan obat bekerjasama dengan Kimia Farma,"ujar Prof. Kadir.

Baca juga: Aktivis Perempuan Papua : Ini Cerita Dibalik Valentine Day

Selain meningkatkan layanan obat, pemerintah juga memperkuat tenaga kesehatan guna mengantisipasi kondisi terberat.

Kemenkes telah mempersiapkan kembali perekrutan relawan kesehatan sebagai cadangan tenaga kesehatan di kondisi sulit nanti.

Baca juga: Pemuda Peduli Paniai Rayakan Valentine Day Dengan Tanam 3.000 Pohon Cemarah

"Selain melakukan perekrutan, kita juga melakukan pemeriksaan teratur kepada tenaga kesehatan kita. Positivity rate tenaga kesehatan kita saat ini di bawah 10 persen,"katanya.

"Belum ada nakes yang meninggal sejauh ini akibat COVID-19 varian Omicron karena memang mereka sudah bersiap dan diberikan vaksinasi booster untuk pencegahan. Kalaupun terinfeksi, gejalanya ringan atau tanpa gejala,"ujarnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved