ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Rivalitas Menguat Jelang Pilpres 2024, 'Drama' Puan Vs Ganjar Lebih Untung untuk Siapa?

Jelang Pilpres 2024, rivalitas dua kader PDIP, Puan Maharani dan Ganjar Pranowo kian menguat.

Editor: Claudia Noventa
Dok. tim Puan Maharani via KOMPAS.com/KOMPAS.com Mochamad Sadheli
Ketua DPR RI, Puan Maharani dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo 

TRIBUN-PAPUA.COM - Jelang Pilpres 2024, rivalitas dua kader PDIP, Puan Maharani dan Ganjar Pranowo kian menguat.

Puan dan Ganjar terlibat saling sindir yang memperlihatkan eskalasi suhu politik di antara keduanya.

Saling sindir itu juga terjadi baru-baru ini.

Puan mengungkapkan kekesalannya karena ada gubernur yang tidak menyambut saat dia turun ke daerah.

Puan mengaku heran kenapa ada gubernur yang tak menyambutnya, padahal ia seorang ketua DPR.

"Begitu saya datang, enggak mau menyambut gitu loh. Saya jadi bingung. Kayak enggak semangat gitu. Padahal harusnya jadi kebanggaan loh, ada kebangaan, saya juga bangga kok datang sebagai Ketua DPR ke mana-mana," kata Puan saat memberikan arahan dalam rapat koordinasi tiga pilar PDIP di Manado, Rabu (9/2/2022).

Baca juga: Sebut Ada Gubernur yang Tak Mau Sambut saat Dirinya Turun ke Daerah, Puan: Bikin Kesel Kan

Ketua DPR RI Dr. (H. C) Puan Maharani.
Ketua DPR RI Dr. (H. C) Puan Maharani. (DOK. Humas DPR RI)

Puan tidak menyebut nama gubernur yang dimaksud. Namun, ia membandingkan sikap gubernur itu dengan sikap kader-kader PDIP di Sulawesi Utara yang menyambutnya.

"Kenapa saya datang ke Sulawesi Utara itu tiga pilar bisa jalan, jemput saya, ngurusin saya, secara positif ya. Kenapa saya punya gubernur kok nggak bisa kaya begitu, justru yang ngurusin saya gubernur lain," ujarnya.

Merespons hal ini, mantan Wali Kota Solo sekaligus Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo mengungkap bahwa sosok gubernur yang disindir oleh Puan adalah Ganjar Pranowo.

Karena jika pernyataan Puan itu ditujukan untuk daerah pemilihan, maka gubernur yang dimaksud adalah Ganjar.

Puan merupakan Ketua DPR RI dari Fraksi PDIP Daerah Pemilihan (Dapil) V Jawa Tengah.

"Kalau daerahnya (pemilihan) Mbak Puan Dapil V, ya Gubernur Pak Ganjar, apa Khofifah ya tidak mungkinlah," kata Rudy dihubungi wartawan di Solo, Jawa Tengah, Kamis (10/2/2022).

Baca juga: Sebut Puan Belum Tunjukkan Kedewasaan Berpolitik, FX Hadi Rudyatmo: Saya Dimarahi Nggak Apa-apa

Sementara, dengan santai Ganjar menyatakan, akan jadi orang terdepan untuk menyambut Puan jika nanti Ketua DPP PDIP itu berkunjung ke Jateng.

"Siap nanti kalau (Puan Maharani) ke Jawa Tengah, saya sambut paling depan," kata Ganjar yang lantas tertawa, Minggu (13/2/2022), seperti ditayangkan Kompas TV.

Nama Puan dan Ganjar pun banyak diperbincangkan pasca-peristiwa ini. Lantas, siapa yang lebih diuntungkan?

Ganjar Untung?

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (Tribun-Papua.com/Tribunnews.com)

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai, konflik itu lebih menguntungkan Ganjar ketimbang Puan.

Apalagi, bukan sekali ini saja Ganjar disinggung oleh Puan. Sebelumnya, pada Mei 2021, Gubernur Jawa Tengah itu tak diundang dalam rangkaian acara ulang tahun PDIP di Semarang yang dihadiri oleh Puan.

Dalam acara yang tak mengikutsertakan Ganjar itu, Puan juga menyinggung sosok pemimpin yang hanya tampil di media sosial yang menurutnya tak layak jadi capres.

Rangkaian peristiwa itu, menurut Adi, terkesan menyudutkan Ganjar. Namun, ada kesan pula bahwa PDIP sengaja menjadikan Ganjar sebagai "anak tiri".

"Persepsi publik, Ganjar tetap selalu mendapatkan respons positif karena selalu dianaktirikan, dicari-cari kesalahannya, bahkan diharamkan mimpinya untuk jadi presiden. Padahal orang masuk partai itu ya ingin jadi presiden siapa pun," kata Adi kepada Kompas.com, Rabu (16/12/2022).

Baca juga: Dapat Sindiran dari Puan Maharani, Ganjar Pranowo: Kalau ke Jawa Tengah, Saya Sambut Paling Depan

Sebaliknya, akibat pernyataannya, Puan malah banjir kritik. Kekesalan Puan karena tak disambut oleh gubernur membuatnya dianggap elitis, bahkan feodal.

Sebab, tak ada peraturan tertulis yang menyatakan bahwa gubernur harus menyambut ketua DPR jika ada kunjungan ke daerah.

"Bagi saya, Puan selalu blunder," kata Adi.

Meski demikian, menurut Adi, baik Puan maupun Ganjar sama-sama diuntungkan akibat peristiwa ini. Nama keduanya menjadi melambung lagi.

Bedanya, Ganjar semakin dikenal dengan respons positif, sementara Puan sebaliknya.

"Ganjar mendapatkan insentif yang positif justru dari orang lain selalu dikritik, selalu dimarjinalkan, selalu dicari-cari kesalahannya," kata Adi.

"Kalau Puan sebaliknya, responsnya kurang baik, bahkan di-bully," lanjut dia.

Tiket PDIP untuk Siapa?

Melihat hal ini, Adi menduga bahwa PDIP sengaja membiarkan Puan dan Ganjar melakukan kerja-kerja politik. Ini ditengarai untuk mendongkrak elektabilitas keduanya.

Namun demikian, Adi memprediksi, pada akhirnya PDIP akan mengusung Ganjar sebagai calon presiden di Pilpres 2024.

Sebab, hingga saat ini elektabilitas Ganjar jauh mengungguli Puan.

Baca juga: Ganjar-Puan di Pilpres 2024? Ini Kata Dosen Komunikasi Politik Satya Wacana

Menurut survei berbagai lembaga, elektabilitas Ganjar tembus di angka 20 persen. Sedangkan Puan umumnya di bawah 5 persen.

Oleh karenanya, besar risiko bagi PDIP jika akhirnya nekat mengusung Puan sebagai calon presiden.

"Saya membaca jelang pendaftaran KPU kalau memang (elektabilitas) Puan nggak signifikan, Ganjar terus mendapatkan respons positif dari publik, kok rasa-rasanya PDIP itu akan memilih Ganjar untuk diusung sebagai kandidat capres," kata Adi.

"Perjudian yang cukup berisiko tentunya bagi PDIP mengusung calon seperti Puan yang elektabilitasnya nggak kuat, dia nggak punya pasar politik. Maka pilihan realistisnya tentu adalah Ganjar Pranowo," lanjut dia.

Lain halnya jika dalam 1-2 tahun ke depan elektabilitas Puan melejit menembus angka 10 persen. Maka, hal ini bisa menjadi pertimbangan PDIP untuk menjagokan Puan.

Namun, melihat upaya Puan mendongkrak elektabilitas melalui baliho, pembagian sembako, dan lainnya dalam 1,5 tahun terakhir, Adi pesmistis elektabilitas Ketua DPP PDIP itu akan meningkat signifikan.

"Ini sudah hampir 1,5 tahun (Puan) sudah 'perang darat' dan 'perang udara' sudah maksimal, tapi kok nggak dapet respons positif. Beda dengan Ganjar yang elektabilitasnya terus naik perlahan," kata dia. (*)

Berita lainnya terkait Pilpres 2024

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Drama" Puan Maharani Vs Ganjar Pranowo, Siapa Lebih Diuntungkan?

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved