Tempe di Papua
Harga Kedelai Meroket, Perajin Tempe di Papua Minta Kementerian Perdagangan Bertindak
Suhardi, perajin tempe di Kota Jayapura meminta Kementerian Perdagangan segera bertindak mengatasi persoalan tersebut.
Penulis: Calvin Louis Erari | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Calvin Louis Erari
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Harga kedelai di Kota Jayapura, Papua naik Rp 500 ribu perkarung.
Hal ini membuat perajin tempe dan tahu mengeluh.
Suhardi, perajin tempe di Kota Jayapura meminta Kementerian Perdagangan segera bertindak mengatasi persoalan tersebut, sebelum terjadinya mogok masal di Indonesia.
Baca juga: Indonesia Siap-siap Kiamat Tahu Tempe, Harga Kedelai Melejit dan Perajin Terancam Mogok Produksi
"Selama 10 tahun saya produksi tempe di Papua, harga kedelai yang dipesan dari Surabaya tidak pernah naik, paling tinggi Rp 400 ribu perkarung berukuran 50 kilo."
"Tetapi sekarang, harga kedelai mahal, perkarunganya itu mencapai Rp 500 ribu," kata Suhardi kepada Tribun-Papua.com, Jumat (18/02/2022).

Menurut Suhardi, melonjaknya harga kedelai harus disikapi serius oleh Kementerian Perdagangan.
Baca juga: Tempe Jadi Makanan Favorit Soekarno, Ini 7 Jenisnya di Indonesia
Sebab kata dia, harga konsumen di pasaran tidak mampu menahan biaya produksi.
"Jika harga tempe kita naikkan, otomatis konsumen tidak mau, karena mereka sudah tau harga tempe Rp 3.500. Apalagi di Papua yang rata-ratanya harus pesan ke Surabaya, karena di sini belum ada petani kedelai," bebernya. (*)