ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Sebelum Invasi Rusia ke Ukraina, Ini Deretan Perang yang Dikomandoi Putin dan Taktik yang Dipakai

Sebelum melakukan invasi militer di Ukraina, Vladimir Putin sudah mengawal Rusia di beberapa kampanye militer, yang menimbulkan kerusakan besar.

AFP/HANDOUT
Dalam pengambilan video ini diambil dari cuplikan selebaran yang tersedia pada 24 Februari 2022 di situs web resmi Presiden Rusia (kremlin.ru) Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di hadapan bangsa di Kremlin di Moskow. - Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan "operasi militer" di Ukraina pada 24 Februari dan meminta tentara di sana untuk meletakkan senjata mereka, menentang kemarahan Barat dan seruan global untuk tidak melancarkan perang. (Photo by Handout / KREMLIN.RU / AFP) 

"Aleppo sekarang sama dengan neraka," kata Sekjen PBB Ban Ki-moon pada Desember tahun itu setelah blokade menjebak puluhan ribu orang di kota yang dihantam artileri dan serangan udara.

Charles Lister, ahli konflik Suriah di Middle East Institute, minggu ini menulis di Twitter bahwa foto-foto serangan di kota Kharkiv, Ukraina, membuatnya seperti Aleppo lagi.

Sementara itu, Elie Tenembaum pakar keamanan di Institut Hubungan Internasional Perancis (IFRI) mengatakan, Putin awalnya mencoba berbagai taktik di Ukraina.

Putin tampaknya hanya memprediksi perlawanan kecil, sehingga menurunkan pasukan khusus udara di dekat Kiev minggu lalu untuk meluncurkan serangan kilat guna menjatuhkan pemerintah, tetapi dengan cepat dibunuh atau ditangkap.

Baca juga: AS Mengaku Tak Khawatir soal Ancaman Nuklir yang Diumumkan Putin, Ini Alasannya

"Itu tidak berhasil. Mereka menghadapi perlawanan besar, jadi apa yang kita lihat sekarang adalah kembalinya ke fundamental," kata Tenembaum kepada AFP.

"Senjata utama mereka adalah amunisi terarah yang berisiko menghancurkan pasukan Ukraina juga menyebabkan jumlah korban sipil yang sangat, sangat besar, yang akan meningkatkan eksodus (pengungsi)," tambahnya.

Gambar-gambar yang dirilis Rusia dari kota terbesar kedua Ukraina di Kharkiv, pelabuhan Kherson di selatan, dan pinggiran Kiev menunjukkan kerusakan pada blok apartemen, sekolah, gedung universitas, atau kantor-kantor pemerintah.

Sebuah rudal jelajah juga diduga menjadi pemicu ledakan di alun-alun utama Kharkiv pada Selasa (1/3/2022).

"Saya tidak melihat bagaimana Putin bisa lengser dengan bermartabat," kata Eliot A Cohen, analis keamanan di Center for Strategic and International Studies (CSIS) yang berbasis di Washington.

"Dia akan terus melipatgandakan, yang berarti lebih banyak kehancuran dan penderitaan.

Apakah Putin Melakukan Kejahatan Perang?

Para kritikus Putin sejak lama memperingatkan bahwa dia terdorong oleh operasi-operasi sebelumnya yang tidak tertandingi.

Garry Kasparov, master catur Rusia yang juga tokoh oposisi, mengatakan kepada Times Radio di London minggu ini, "Kejahatan perang dalam skala industri bukan hal baru (bagi Putin)."

Baca juga: Limosin Aurus Senat, Mobil Lapis Baja Vladimir Putin yang Dijuluki Bunker di Atas Roda Dua

Presiden berusia 69 tahun itu menyebut invasi Rusia sebagai "operasi militer khusus" dan mengatakan, itu dibenarkan untuk membela separatis yang didukung Moskwa di Ukraina timur serta menghapus "Nazifikasi" di negara yang ia klaim berada di bawah kontrol sayap kanan.

Grup-grup hak asasi seperti Amnesty International serta para penyelidik online yang mengumpulkan video di lapangan mulai mengamankan bukti yang mereka harap suatu hari dapat mengarah ke penuntutan.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved