ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Kenapa 'Perlakuan' Media Barat soal Rusia Vs Ukraina Berbeda dengan Israel Vs Palestina?

Pemberitaan media Barat tentang perang Rusia vs Ukraina beda dengan konflik Israel vs Palestina jadi pertanyaan warganet, khususnya Indonesia.

(AFP PHOTO/AHMAD GHARABLI)
Wisatawan berdiri di Bukit Zaitun yang menghadap Kota Tua Yerusalem dan Kubah Batu di kompleks masjid al-Aqsa pada 18 Februari 2022. 

"Hal ini menunjukkan posisi media Barat yang hipokrit, sekaligus menunjukkan pandangan ganda dalam melihat krisis kemanusiaan," ujar Wahid.

Ia juga mencontohkan, politik bahasa yang binari seperti penyebutan "The people... have blue eyes and blonde hair... look like us", serta "This isn't a place, with all due respect, like Iraq or Afghanistan" di sejumlah media Barat, menurutnya upaya menormalkan bahwa perang di Ukraina tidak dibenarkan karena media Barat menganggap orang Ukraina adalah orang Eropa.

Baca juga: Kecam NATO soal Zona Larangan Terbang, Zelensky: Mereka Beri Lampu Hijau Pengeboman Rusia di Ukraina

"Sedangkan di Timur Tengah tidak apa-apa karena bukan mereka," ujar Wahid.

Senada dengan Abdul Wahid, Dr Riza Noer Arfani selaku Direktur Institute of International Studies Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta berpendapat, memang ada bagian yang disebut bias media Barat.

"Kalau memberitakan terutama soal Israel-Palestina itu ada bias-bias tertentu yang mereka lakukan selama ini, dan menafikan usaha-usaha yang dilakukan pihak-pihak tertentu, terutama yang mengusahakan upaya perdamaian," terang Riza saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (5/3/2022).

"Yang dilakukan di Palestina selayaknya mendapat pembuktian, tetapi ini tidak. Biasnya tampak sekali dalam kasus Ukraina ini," sambungnya.

Perang Tidak Hanya di Medan Perang

Kemudian, menurut Aun Rahman dosen Politik Luar Negeri UNISA Bandung dan Produser Box2Box Media Network, perang tidak hanya terjadi di medan perang tetapi juga di arus informasi.

"Arus informasi ini jadi penting karena ada pendapat publik yang berpengaruh terhadap jalannya perang juga. Akhirnya kan dengan banyaknya media Barat yang memberitakan situasi di Rusia dan Ukraina, ada sudut pandang tertentu terkait situasi yang terjadi," urai Aun dalam sambungan telepon dengan Kompas.com, Kamis (3/3/2022).

"Arus informasi apa yang muncul dan di-headline, apa yang muncul di tajuk utama media, itu akan berpengaruh terhadap sudut pandang pemikiran publik secara global. Maksudnya enggak cuma perorangan, tapi juga umum secara global."

"Misalnya ada situasi di Al-Aqsa kah, ada situasi misalnya di Albania pun kalau enggak salah juga, jadinya agak tertutup karena memang arus informasinya sejauh ini secara global dipegang sama dunia Barat.

"Agenda setting-nya memang adalah untuk menunjukkan ini konflik penting, maksudnya bukan 'konflik Eropa doang' tapi juga akan berpengaruh ke dunia. Itu yang kita dapat," imbuh Aun.

Baca juga: Telepon Putin, Presiden Perancis Sebut yang Terburuk akan Datang: Ia Ingin Menguasai Seluruh Ukraina

Kepentingan di Balik Perang Rusia vs Ukraina

Hingga Sabtu (5/3/2022) hari kesembilan invasi Rusia ke Ukraina, berita-berita media Barat dari zona konflik tersebut masih mengalir deras, dan sebagian masyarakat menilai situasi ini tidak terjadi di konflik Timur Tengah.

Dalam pandangan Riza, di setiap upaya pembentukan opini publik tidak hanya media yang mempunyai kepentingan tetapi juga pihak-pihak lain.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved