Pasukan Rusia Kepung Kota Pelabuhan Mariupol Ukraina, Putus Aliran Listrik, Air, dan Pasokan Makanan
Pasukan Rusia telah memblokade atau mengepung kota pelabuhan strategis Ukraina, yakni Mariupol.
TRIBUN-PAPUA.COM - Kota pelabuhan strategis Ukraina, yakni Mariupol kini telah dikepung oleh pasukan Rusia.
Kabar tersebut diumumkan Wali Kota Mariupol, Vadim Boychenko, pada Sabtu (5/3/2022).
Pengepungan itu terjadi di tengah-tengah situasi ketika Rusia dan Kiev sebenarnya telah berencana mengadakan pembicaraan baru pada akhir pekan ini.
Saat mengepung Mariupol selama berhari-hari, pasukan Rusia telah memutus aliran listrik, pasokan makanan, air, alat pemanas, dan transportasi di tengah musim dingin, yang membuat perbandingan dengan blokade Nazi di Leningrad pada Perang Dunia II.
Baca juga: Kecam NATO soal Zona Larangan Terbang, Zelensky: Mereka Beri Lampu Hijau Pengeboman Rusia di Ukraina

"Untuk saat ini, kami sedang mencari solusi untuk masalah kemanusiaan dan semua cara yang mungkin untuk mengeluarkan Mariupol dari blokade," kata Vadim Boychenko, dikutip dari AFP.
Dia telah menyerukan gencatan senjata dan koridor kemanusiaan untuk makanan dan obat-obatan.
Sejak tentara Presiden Rusia Vladimir Putin menyerbu pada Kamis (24/2/2022), Rusia sendiri telah menghantam kota-kota Ukraina, menewaskan ratusan warga sipil, dan menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terbesar di Eropa.
Invasi tersebut telah menuai kecaman dan sanksi berat dari negara-negara Barat yang menyeimbangkan hukuman Kremlin dengan kekhawatiran eskalasi berbahaya.
Moskwa sendiri dilaporkan telah merebut dua kota utama dalam invasi selama 10 hari, yaitu Berdiansk dan Kherson di pantai Laut Hitam selatan Ukraina.
Baca juga: Penasihat Wakil PM Ukraina: Jika Kita Pemilik Senjata Nuklir, Perang dengan Rusia Tak akan Dimulai
Tetapi merebut Mariupol, sebuah kota berpenduduk sekitar 450.000 orang di Laut Azov, akan menjadi hadiah yang lebih besar bagi pasukan Rusia karena akan memberikan pukulan telak bagi akses maritim Ukraina dan menghubungkan pasukan yang datang dari Crimea yang dicaplok dan Donbas.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada Jumat (4/3/2022) malam waktu setempat, bahwa Rusia sedang menunggu pembicaraan putaran ketiga dengan Ukraina di Belarus, dan salah satu perunding Kiev mengatakan pihaknya berharap untuk menahannya akhir pekan ini.
"Putaran ketiga bisa berlangsung besok atau lusa, kami terus berhubungan," kata penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak, Jumat.
Saat Rusia mengebom kota-kota di berbagai lokasi di Ukraina, militer Ukraina mengatakan di Facebook bahwa fokus utama Moskwa adalah mengepung Kiev.
Di sebuah rumah sakit di ibu kota Ukraina, tentara yang terluka mengatakan kepada AFP tentang pertempuran sengit mereka melawan kemajuan Rusia, dan bersumpah untuk kembali ke garis depan.
Baca juga: Presiden Ukraina: Semua Orang yang Mati di Ukraina Karena Ulah ‘NATO’
"Kami sedang dalam pengintaian dan menemukan kolom musuh yang membuat terobosan," kata Motyka, 29, yang terkena pecahan peluru di sisi kanannya.