Rusia vs Ukraina
Ini Opsi Rusia untuk Ukraina Agar Dilakukan Gencatan Senjata
Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, Rusia siap untuk menghentikan operasi militer "dalam sekejap" jika Kyiv memenuhi daftar persyaratan.
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, Rusia siap untuk menghentikan operasi militer "dalam sekejap" jika Kyiv memenuhi daftar persyaratan.
Hal itu disampaikan Dmitry Peskov, pada Senin (7/3/2022). Dia membeberkan berbagai hal yang menjadi tuntutan Rusia terhadap Ukraina untuk bisa dipenuhi.
Ini bisa jadi adalah pernyataan Rusia yang paling eksplisit sejauh ini tentang persyaratan yang ingin diterapkan pada Ukraina untuk menghentikan apa yang disebutnya sebagai operasi militer khusus.
Baca juga: Rusia Keluarkan Daftar Negara yang Tak Bersahabat, Indonesia Termasuk?
Dmitry Peskov mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara telepon bahwa Ukraina mengetahui kondisi tersebut.
"Dan mereka diberitahu bahwa semua ini (invasi) bisa dihentikan dalam sekejap," ungkap dia.
Namun, kata Dmitry Peskov, tidak ada reaksi segera dari pihak Ukraina. Rusia diketahui telah menyerang Ukraina dari utara, timur, dan selatan, menggempur kota-kota termasuk Kyiv, Kharkiv, dan pelabuhan Mariupol.
Serangan yang diluncurkan sejak Kamis (24/2/2022) telah menyebabkan krisis pengungsi terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II, memicu kemarahan di seluruh dunia, dan menyebabkan sanksi berat terhadap Moskwa.
Namun, Dmitry Peskov bersikeras bahwa Rusia tidak berusaha untuk membuat klaim teritorial lebih lanjut di Ukraina dan mengatakan "tidak benar" bahwa pihaknya menuntut penyerahan Kyiv.
Baca juga: Presiden Ukraina: Semua Orang yang Mati di Ukraina Karena Ulah ‘NATO’
"Kami benar-benar menyelesaikan demiliterisasi Ukraina. Kami akan menyelesaikannya. Tetapi yang utama adalah Ukraina menghentikan aksi militernya. Mereka harus menghentikan aksi militer mereka dan kemudian tidak ada yang akan menembak," ungkap Dmitry Peskov.
Disinggung mengenai masalah netralitas, Dmitry Peskov mengatakan, Ukraina harus membuat amandemen konstitusi yang mana mereka akan menolak setiap tujuan untuk memasuki blok mana pun.
"Kami juga telah berbicara tentang bagaimana mereka harus mengakui bahwa Crimea adalah wilayah Rusia dan bahwa mereka perlu mengakui bahwa Donetsk dan Luhansk adalah negara merdeka. Dan hanya itu. Itu (invasi) akan berhenti sebentar lagi," tambah dia.
Baca juga: Ukraina: 20.000 Relawan Asing Datang untuk Lawan Rusia
Garis besar tuntutan Rusia datang ketika delegasi dari Rusia dan Ukraina bersiap bertemu pada Senin ini, untuk pembicaraan putaran ketiga yang bertujuan mengakhiri perang Rusia melawan Ukraina.
Ini dimulai segera setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur, di mana separatis yang didukung Rusia telah memerangi pasukan pemerintah Ukraina sejak 2014, sebagai wilayah independen.
Tindakan ini telah dikecam sebagai ilegal oleh Barat.

"Ini bukan kami yang merebut Luhansk dan Donetsk dari Ukraina. Donetsk dan Luhansk tidak ingin menjadi bagian dari Ukraina. Tapi, itu tidak berarti mereka harus dihancurkan sebagai hasilnya," kata Dmitry Peskov.