ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Luhut Klaim Ada Big Data Tunda Pemilu 2024, Direktur Eksekutif IndoStrategic: Manipulasi Informasi

Klaim Luhut soal ada big data 110 juta warga memiliki aspirasi Pemilu 2024 ditunda mendapat kritikan dari Direktur Eksekutif Indo Strategic.

YouTube Sekretariat Presiden
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan - Klaim Luhut soal ada big data 110 juta warga memiliki aspirasi Pemilu 2024 ditunda mendapat kritikan dari Direktur Eksekutif Indo Strategic. 

TRIBUN-PAPUA.COM - Klaim Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan, yang menyebut ada big data 110 juta warga memiliki aspirasi Pemilu 2024 ditunda mendapat kritikan dari Direktur Eksekutif IndoStrategic Ahmad Khoirul Umam.

Umam menilai apa yang diklaim Luhut itu merupakan manipulasi informasi.

Ia juga meminta data itu dibuka ke publik jika memang data itu benar adanya.

"Yang disampaikan Pak Luhut itu jelas manipulasi informasi. Big data 110 juta orang tidak merepresentasikan apapun. Dibuka saja datanya," kata Umam dalam diskusi Perpanjangan Masa Jabatan Menyisip Suksesi 2024 yang diselenggarakan Total Politik di Jakarta, Minggu (13/3/2022).

Baca juga: Tegaskan Jokowi Tolak Penundaan Pemilu, PDIP: Mau Dikemas Aneka Kamuflase Isu, Sikapnya Tak Berubah

Menurut Umam, hampir semua lembaga survei menyatakan mayoritas masyarakat tidak setuju perpanjangan masa jabatan presiden atau penundaan pemilu.

Tidak ada survei yang mengonfirmasi big data yang disebut Luhut itu.

"Semua polster tidak mengonfirmasi itu. Setahun lalu, saya melakukan survei dan 80 persen menolak perpanjangan masa jabatan. Tapi kemudian digunakan bahasa yang sumir, big data," ucapnya.

Umam mengatakan, wacana perpanjangan masa jabatan presiden atau penundaan pemilu memang dilakukan secara sistematis.

Dia menduga usulan ini terus digulirkan oleh orang-orang di lingkaran kekuasaan.

Baca juga: Stafsus Mensesneg Bantah Istana Gerakkan Elit Parpol untuk Tunda Pemilu: Tak Ada Waktu untuk Itu

Umam pun berpendapat usulan penundaan pemilu ini berkaitan dengan proyek pembangunan ibu kota negata (IKN) Nusantara dan sengaja dilakukan demi kepentingan bisnis politik dan kekuasaan.

"Kemarin dari Softbank yang diklaim akan investasi di IKN sekitar 100 miliar Dolar AS atau sekitar Rp 1.400 triliun, malah kemudian dicabut. Maka, sebenarnya yang diperjualbelikan untuk operasi politik ini adalah kepentingan korporasi, bisnis politik, dan kekuasaan yang sengaja memang dilakukan," ujar Umam.

"Bisnis ini butuh kepastian. Nah, kepastian ini diterjemahkan sebagai sebuah penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan," tuturnya.

Dalam wawancara yang diunggah di sebuah akun Youtube, Luhut menyatakan memiliki data aspirasi rakyat Indonesia yang ingin Pemilu 2024 ditunda.

Menurut Luhut, masyarakat ingin kondisi sosial politik yang tenang serta perbaikan kondisi perekonomian nasional. (*)

Berita terkait lainnya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Klaim Luhut soal Big Data Tunda Pemilu 2024 Dinilai Manipulasi Informasi

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved