Papua Terkini
Gelar 'Pertemuan Terselubung' dan Keroyok Polisi, Penyebab Bazoka Logo dan Buchtar Tabuni Ditangkap
Buchtar, Bazoka, dan 5 orang lainnya ditangkap lantaran mengeroyok personel Polresta Jayapura Kota.
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Pimpinan Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Bazoka Logo ditangkap, Kamis (24/03/2022).
Polresta Jayapura Kota menangkap pimpinan KNPB itu bersama Ketua Dewan West Papua (West Papua Council) Gerakan Pembebasan Papua Barat atau United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Buchtar Tabuni, dan 5 orang lainnya.
Buchtar, Bazoka, dan 5 orang lainnya ditangkap lantaran mengeroyok personel Polresta Jayapura Kota.
Hal ini dikonfirmasi Kapolresta Jayapura Kota Kombes Pol Gustav Urbinas bahwa kejadian berujung penangkapan itu terjadi di Perumnas III Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua.
Gustav menjelaskan, awalnya, pihaknya melakukan potroli rutin di seputaran Heram, Perumnas II Waena.
Baca juga: Pimpinan KNPB Bazoka Logo Ikut Ditangkap bersama Buchtar Tabuni
“Kemudian, kami mendapat informasi bahwa adanya pertemuan terselubung yang digelar ULMWP. Demikian, anggota kami lakukan pengecekan,” kata Gustav di Mapolresta Jayapura Kota.
Selanjutnya, pihak kepolisian mendatangi lokasi pertemuan yang akan digelar.
"Kami pergi ke salah satu rumah, di arah Kali Kampwolker, jalan menuju Buper Waena. Setelah sampai, kami menyapa menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan kami," jelasnya.
Kata Kapolres, ketika pihaknya dialog bersama pihak Buchtar, secara tiba-tiba ada personel polisi yang dikeroyok.
"Tiba-tiba anggota kami dikeroyok. Yang dikeroyok ini ada yang pakaian preman (biasa) dan yang gunakan baju dinas," ucap Kapolres.
Karena melihat hal tersebut, kami mengambil tindakan tegas dengan mengamankan 7 orang tersebut.
Baca juga: BREAKING NEWS: Ketua Dewan West Papua Buchtar Tabuni Ditangkap
"Ada 7 orang yang kami amankan ke Polresta Jayapura Kota untuk dimintai keterangan lanjutan atas tindakan yang telah dilakukan terhadap personel kepolisian," terangnya.
Hingga saat ini 7 orang itu masih dimintai keterangan.
"Kami akan lakukan interogasi, identifikasi, serta meminta keterangan terkait kegiatan yang akan dilaksanakan, juga kronologis aksi penyerangan terhadap petugas kami," terangnya.
Kapolres menambahkan, tentu saja pihaknya akan bersikap profesional.
"Dari hasil pemeriksaan nanti tentunya akan dibuat pernyataan, agar tindakan arogan maupun pertemuan yang dilakukan tanpa izin kepolisian itu tidak dilaksanakan," pungkasnya. (*)