ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Belasan Penambang di Papua Barat Tewas

Kisah Warga NTT Korban Truk Maut di Papua Barat, Merantau demi Bisa Bangun Rumah di Kampung

Tewasnya 18 warga Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam kecelakaan truk maut di Papua Barat, menyisakan duka bagi keluarga di kampung halaman.

Tribun-Papua.com/Istimewa
KECELAKAAN MAUT - Para korban kecelakaan maut di Minyambouw Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, Rabu (13/4/2022) dini hari. (Adlu Raharusun/Istimewa) 

TRIBUN-PAPUA.COM - Tewasnya 18 warga Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam kecelakaan truk maut di Papua Barat, menyisakan duka bagi keluarga di kampung halaman.

Hengki Boimau (34) dan Alfonsius Admon Aliando (39) adalah dua dari 18 korban tewas dalam kecelakaan maut di Distrik Minyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, Rabu (13/4/2022).

Sama seperti mayoritas korban, Hengki dan Admon merupakan warga Nusa Tenggara Timur (NTT).

Di tanah rantau, mereka menjadi penambang emas.

Baca juga: Tangis Histeris Sambut Kedatangan Jenazah Alfonsius Korban Truk Maut, Warga: Dia Pekerja Keras

Admon dan Hengki mempunyai kesamaan, yaitu mereka merantau demi mengumpulkan uang untuk membangun rumah di kampung halamannya.

Ayah Hengki, Simon Boimau, mengatakan, putra sulungnya itu sering membantunya untuk menafkahi keluarga.

"Dia anak pertama dalam keluarga. Dia yang selama ini bantu saya untuk nafkahi keluarga," ujarnya, Kamis (14/4/2022), dikutip dari Pos Kupang.

Menurut Simon, Hengki selalu mengirimkan uang agar pembangunan rumah di kampung halamannya bisa selesai.

"Dia sudah bangun rumah ini. Dia selalu kirim uang untuk pembuatan rumah hingga selesai. Dia pesan untuk plester memang rumah karena bulan Mei dia mau pulang libur dan membeli keramik," ucapnya saat ditemui di rumah duka, Desa Kuanfatu, Kecamatan Kuanfatu, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Simon menceritakan, Hengki sebenarnya berencana akan membiayai kuliah adiknya.

"Tahun ini dia mau kuliahkan adiknya. Tapi ternyata dia sudah pergi untuk selamanya. Tidak tahu dia pun adik mau kuliah bagaimana," ungkapnya.

Baca juga: Identitas 18 Jenazah Korban Truk Maut Papua Barat yang Diterbangkan ke Kupang Hari Ini

Sementara itu, bagi Efi Boimau, Hengki merupakan pribadi yang sangat penurut.

"Dia sangat berbakti kepada orang tua. Dia bekerja dengan tekun dan tidak pernah membuat keributan," tandas tante Hengki tersebut.

MENANGIS - Keluarga menangis histeris saat jenazah tiba di rumah duka, di Desa Bangkoor, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Kamis 14 Maret 2022 sore.
MENANGIS - Keluarga menangis histeris saat jenazah tiba di rumah duka, di Desa Bangkoor, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Kamis 14 Maret 2022 sore. (Tribun-Papua.com/Tribun Network)

Sosok pekerja keras

Senada dengan Hengki, korban kecelakaan maut di Papua Barat lainnya, Admon, juga melakukan hal yang sama.

Dia berangkat ke Papua Barat karena mau mencari uang untuk membangun rumah.

"Dia ke Papua karena mau cari uang, untuk bangun rumahnya di Nebe sini, hanya apa mau dikata, Tuhan yang berkehendak, kita hanya pasrah saja," tutur sahabat Admon, Ferdinandus Seran, Kamis, dilansir dari Pos Kupang.

Di mata Ferdinandus, Admon merupakan sosok pekerja keras.

"Ia orangnya pekerja keras dan bertanggung jawab. Keberangkatannya ke Papua dikarenakan ketidaktegaan dirinya melihat kondisi ekonomi keluarga yang terbilang tak berkecukupan begitu," jelasnya di rumah duka, Desa Bangkoor, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka.

Hal yang sama juga dituturkan Sekretaris Desa Bangkoor Daniel Seran.

Ia menerangkan, kepergian Admon ke Papua Barat demi bekerja mencari uang untuk membangun rumah.

Tak hanya itu, Admon juga mengumpulkan uang untuk melangsungkan pernikahan.

Daniel menjelaskan, meski Admon sudah memiliki seorang anak, tetapi dia dan istrinya belum resmi menikah.

"Dia mau nikah bulan Juni 2022 ini," bebernya.

Baca juga: Ada Balita 3 Tahun dan Ibunya Tewas dalam Kecelakaan Maut di Papua Barat: Ini 18 Identitas Korban

Sebelum berangkat ke tanah rantau, Admon sempat berpesan kepada istri Daniel agar menjadi juru masak saat dirinya menikah.

"Dia sebelum jalan sampaikan pesan kepada istri saya. Dia bilang, ‘Nanti saya nikah, Na'a (tanta) yang masak untuk kami’," terang Daniel. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Hengki dan Admon, Korban Kecelakaan Maut di Papua Barat, Merantau demi Bisa Bangun Rumah di Kampung Halaman"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved