Pemilu 2024
Puan Maharani: Capres Ganteng Tapi Tak Bisa Kerja
Aura Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 semakin hari semakin panas. Sejumlah Parpol pun mulai memanaskan mesinnya guna menyambut pesta rakyat tersebut.
TRIBUN-PAPUA.COM – Aura Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 semakin hari semakin panas. Sejumlah Parpol pun mulai memanaskan mesinnya guna menyambut pesta rakyat tersebut.
Tak terlepas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Partai berlambang banteng moncong putih tersebut terlihat bergerilnya menyiapkan para kadernya.
Cucu proklamator Indonesia, Puan Maharani pun acap kali memberikan semangat kepada kader dan simpatisan PDIP disetiap kunjungan kerjanya sebagai wakil rakyat.
Baca juga: Puan Maharani Minta Kader PDIP Jangan Pilih Capres Cuma Tenar di Medsos, Ayo Sindir Siapa?
Kali ini, semangat untuk berjuang dilakuakn Puan terhadap kader PDIP di Wonogiri, Jawa Tengah, Selasa 26 April 2022 lalu.
Dalam pidatonya Puan Maharani mengajak kader PDIP kembali ke jati diri orang Indonesia dengan memilih sosok capres yang benar-benar mencintai Indonesia dan mau bergotong-royong dalam membangun bangsa.
Ketua Dewan Pengurus Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini pun menyindir sosok calon presiden (capres) yang hanya bermodal wajah ganteng, tapi tidak bisa kerja.
Puan lantas menyinggung perilaku masyarakat yang terkadang lebih memilih sosok capres karena ganteng, bukan atas dasar kinerja yang baik.
Baca juga: Banyak Bermunculan Survei Capres dan Cawapres, Puan ke Kader PDIP: Jangan Terpengaruh
"Kenapa saya ngomong ini? Kadang-kadang sekarang kita ini suka, yo wes lah dia saja, asal ganteng. Dia aja yang dipilih, asal bukan perempuan. Yo wes dia saja, walau enggak iso opo-opo tapi yang penting dia itu kalau di sosmed, di TV itu nyenengin. Tapi kemudian nggak bisa kerja, nggak dekat rakyat," kata Puan Maharani dalam video yang diterima wartawan, Kamis 28 April.
Setelah itu Puan bertanya, pakah kader PDIP di Wonogiri mau memiliki sosok pemimpin yang seperti dijabarkannya tersebut. "Mau atau enggak pemimpin kayak begitu," tanya Puan. "Enggak," jawab para kader PDIP.
Puan Maharani kemudian meminta kader PDIP Wonogiri melihat sosok capres tersebut, apakah memiliki perhatian terhadap rakyat Wonogiri atau tidak.
Baca juga: Prabowo-Puan Bersaing Ketat kontra Anies-AHY dan Ganjar-Airlangga, Siapa Lebih Unggul?
"Pernah enggak ketemu sama dia? Pernah enggak dia datang ke daerah ini? Misalnya, ke Wonogiri. Kalau ke Wonogiri ngapain? Ngebantu atau enggak, sowan atau enggak, ketemu enggak sama PDIP, ketemu enggak sama rakyat PDIP yang ada di Wonogiri, ketemu enggak sama rakyat Wonogiri?" ucapnya.
Atas dasar itu, Puan Maharani meminta kader PDIP tidak sembarangan memilih sosok capres mendatang. Dia mengingatkan kinerja dalam memperjuangkan rakyat harus menjadi faktor utama dalam menentukan pilihan capres mendatang.
"Jadi jangan kemudian kita itu asal pilih karena cuma kelihatan di panggung saja, panggung itu panggung media, panggung TV, panggung sosmed, tapi pilih orang yang betul-betul pernah memperjuangkan kita, pernah bersama-sama kita, pernah bergotong-royong bersama kita. Setuju atau nggak?" tanya Ketua DPR RI itu. "Setuju," jawab para kader PDIP.
Saat dikonfirmasi mengenai sindiran Puan Maharani itu, Ketua Bappilu PDIP Bambang Wuryanto mengaku tak tahu siapa yang dimaksud Puan dengan 'capres ganteng tak bisa kerja'.
Pria yang akrab disapa Bambang Pacul itu berkilah Puan Maharani menyindir Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
“Pastinya saya kurang paham, mungkin mengacu pada Presiden Ukraina," kata Bambang Pacul.
Bambang Pacul kemudian menjelaskan terkait kriteria pemimpin yang dimaksud Puan Maharani. Dia berpendapat pemimpin Indonesia memang tidak bisa dipilih sembarangan.
Baca juga: 3 Rancangan Provinsi Baru Disahkan, Puan Maharani: Angkat Harkat dan Martabat Masyarakat Papua
"Kalau subjektif saya, memilih pemimpin, apalagi sekelas Republik Indonesia, dengan penduduk hampir 300 juta, bersuku-suku, tinggal di untaian pulau yang berbeda, lebih dari 17 ribu pulau, dengan budaya yang berbeda, ya tidak sembarangan kelasnya," ujarnya.
Bambang Pacul menyebut calon pemimpin Indonesia nantinya juga harus dicek rekam jejaknya. Dengan demikian, kata dia, bisa jelas karakter, kapasitas, hingga kompetensi pemimpin tersebut.
"Mesti dicek bener track record-nya, jejak rekamnya, karena dari jejak rekam akan muncul 3K (karakter, kompetensi, dan kapasitas)," ujar dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul - Puan Sindir Capres Ganteng Tak Bisa Kerja, Bambang Pacul Sebut Presiden Ukraina