Pemkab Jayapura
Harga Bapok di Pasar Baru Sentani Tidak Stabil, Berikut Pengakuan Pedagang
Harga gula yang sebelumnya Rp 15 ribu, kini naik menjadi Rp 16 ribu. Kemudian beras kuning 10 Kg sebelumnya Rp 110 ribu, kini dijual Rp 120 ribu.
Penulis: Putri Nurjannah Kurita | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita
TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI - Harga bahan pokok di Kabupaten Jayapura, Papua, tidak stabil pasca-lebaran 2022.
Fakta ini ditemukan Tribun-Papua.com dari sejumlah pedagang di Pasar Baru Sentani, Jalan Hinekombe, Sabtu (7/5/2022).
"Harga naik itu awalnya adalah minyak goreng, bawang tidak naik, gula juga naik, selain itu stabil, telur juga harganya naik lalu turun lagi," kata La Gani kepada Tribun-Papua.com.
Baca juga: Jelang Idulfitri, Disperindag Mimika Gencar Gelar Operasi Pasar Minyak Goreng dan Minyak Tanah
Harga gula yang sebelumnya Rp 15 ribu, kini naik menjadi Rp 16 ribu.
Kemudian beras kuning 10 Kg sebelumnya Rp 110 ribu, kini dijual Rp 120 ribu.
Adapun minyak goreng dari harga Rp 14 ribu, naik Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu.
Menurut La Gani, harga ini bisa mengalami kenaikan setiap harinya, tergantung permintaan.
"Jadi jangan heran kalau ada yang lebih mahal karena pengambilannya juga mahal, saya juga tidak tahu kenapa harga barang seperti ini."
"Mungkin menjelang lebaran atau apa, kita ambil di toko besar untuk jual kembali, tetapi jelas kami harus cari untung juga walaupun hanya seribu atau dua ribu," jelasnya.
Bahan pokok lainnya seperti bawang merah dan putih sempat naik hingga Rp 40 ribu, namun kini turun di harga Rp 30 ribu.
Baca juga: 94 Tahun Injil Masuk Pulau Asei Sentani, Mathius Awoitauw: Banyak Orang Hebat Dilahirkan
Sementara, tepung jenis Mila dan Segitiga Biru di pasar ini juga naik dari Rp 10 ribu menjadi Rp 14 ribu. Harganya pun belum turun pasca-lebaran.
Pedagang lainnya, La Koso, menyebut harga cabai menglami penurunan dari Rp 120 per Kg menjadi Rp 80 ribu.
Sementara bawang merah dan putih stabil, disesuaikan dengan kualitasnya, berkisar Rp 30 ribu hingga Rp 32 ribu.
"Walaupun harga minyak mahal kita tetap ambil, karena memang mata pencaharian kami di situ, saya baru buka Kamis kemarin, walaupun penjualan tidak stabil tetapi ada sedikit keuntungan," tutupnya. (*)