ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Soal Kekuatan Prabowo-Puan dan Ganjar-Anies Jelang Pilpres 2024, Ini Komentar Pengamat

Pakar Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, mengomentari soal sejumlah nama dalam simulasi pasangan capres dan cawapres.

Tribunnews.com/ Igman Ibrahim
Pengamat Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, di Kantor LBHI, Jakarta, Jumat (11/10/2019). 

TRIBUN-PAPUA.COM - Pakar Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, mengomentari soal sejumlah nama dalam simulasi pasangan capres dan cawapres.

Pria yang akrab disapa Hensat itu mengambil contoh survei yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) dan Center for Political Communication Studies (CPCS) yang dalam temuannya, pasangan Prabowo-Puan Maharani unggul dalam simulasi capres-cawapres.

Lalu dalam survei yang dirilis Charta Politika dan Indikator Politika, pasangan Ganjar Pranowo-Anies Baswedan unggul dalam simulasi capres-cawapres.

Baca juga: Respons Gerindra soal Wacana Duet Prabowo-Puan: Kita Masih Tunggu

Menurutnya, masing-masing pasangan memiliki keunggulan dan tantangan tersendiri.

“Nah ini sebetulnya, Pak Prabowo elektabilitas paling tinggi karena ada tabungan elektabilitas sebelumnya, Mbak Puan belum populer,” kata Hensat ini, Selasa (10/5/2022).

Untuk pasangan Ganjar-Anies, Hensat mempertanyakan apakah keduanya bisa dipersatukan.

"Bisa bisa saja, tetapi beban berat itu bukan di Anies, tetapi Ganjar Pranowo. Sebagai politisi PDIP, elektabilitas Ganjar paling tinggi, dan ditaksir beberapa Parpol untuk menjadi capres. Namun sebagai kader dia harus ikut arahan partai. Dalam PDIP sendiri, disebut-sebut ada dua nama kuat untuk maju sebagai capres yaitu Puan Maharani dan Ganjar Pranowo," kata dia

Dia menyebut siapa pun capres dan cawapres yang akan diusung oleh partai politik, masyarakat ingin sosok presiden yang ‘The Next Jokowi’.

Baca juga: Soal Sindiran Puan, Pengamat: Peluang Ganjar Maju Pilpres 2024 Lewat PDIP Makin Kecil

Dalam pandangannya, ada pergeseran kriteria calon presiden. Jika sebelumnya masyarakat ingin presiden yang merakyat lalu cerdas, sekarang jadi cerdas dan merakyat.

"Perubahan ini menarik, artinya masyarakat sudah move ke calon presiden yang the next Jokowi.  Jadi kalau Jokowi merakyat, sekarang coba kita cari yang cerdas dan merakyat," ujar Hensat.

Dengan kriteria seperti ini, Hensat menambahkan strategi pemenangan di 2024 akan berbeda.

"Sebelumnya pencitraan bisa didorong sebagai penguat elektabilitas, mungkin setelah  kriteria (capres) cerdas, strategi pemenangannya adalah pameran. Pamer-pamer hasil kerja, hasil pembangunan, enggak cuma pamer citra saja," pungkas dia. (*)

Berita lainnya terkait Pemilu 2024

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pakar Komunikasi Politik Bicara soal Kekuatan Prabowo-Puan dan Ganjar-Anies Jelang Pilpres 2024

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved