Pemilu 2024
Eks Sopir Angkot Ini Siap Geser Anies Baswedan Pimpin DKI Jakarta
Jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI akan berakhir pada Oktober 2022 mendatang.
TRIBUN-PAPUA.COM - Jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta akan berakhir pada Oktober 2022 mendatang.
Sementara, Pilkada DKI Jakarta baru akan dilaksanakan pada 2024, berbarengan dengan Pemilu Serentak.
Untuk mengisi kekosongan jabatan, Kementerian Dalam Negeri akan menunjuk Penjabat (Pj) Gubernur.
Baca juga: Ini Respon Airlangga Hartarto terhadap Usulan Bahlil soal Penundaan Pilpres 2024
Meski Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, belum mengumumkan kandidat pengganti Anies, santer dikabarkan ada tiga nama calon kuat Pj Gubernur DKI.
Dari tiga sosok tersebut, satu di antaranya adalah mantan sopir angkot dan penjual kue.
Bak usaha tak akan mengkhianati hasil, itulah yang dialami Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Siapa sangka dulunya hidup susah, kini Bahlil Lahadalia hidup sukses bergelimang harta.
Tak hanya menjadi menteri Investasi pilihan Presiden Jokowi, Bahlil Lahadalia ternyata seorang bos dengan sederet perusahan ternama.
Ayah Bahlil dahulu berprofesi sebagai kuli bangunan. Sementara, sang ibu ikut bekerja membantu ekonomi keluarga dengan menjadi tukang cuci.
Baca juga: Dorong Green Energy, Bahlil: Indonesia Harus Terdepan
Sejak sekolah dasar Bahlil Lahadalia turut membantu perekonomian keluarga. Ia menjual kue di sekolah.
Hal ini dilakukan demi membeli sepatu dan membiayai sekolah. Saat masih bersekolah di tingkat menengah pertama, Bahlil sempat menjadi kondektur.
Di tingkat menengah atas, ia pernah jadi sopir angkot. Perjuangan Bahlil Lahadalia pun membuahkan hasil.
Lepas sekolah, ia melanjutkan pendidikan tinggi dengan berkuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay di Papua.
Baca juga: Manfaatkan Momentum G20, Target Bahlil Realisasi Transformasi Ekonomi Indonesia
Semasa kuliah Bahlil Lahadalia aktif dalam keorganisasian mahasiswa. Ia pernah menjabat sebagai Bendahara Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Selesai kuliah, Bahlil Lahadalia sempat menjadi pegawai kontrak di perusahaan Sucofindo.
Seiring berjalannya waktu, Bahlil dan teman-teman mendirikan kantor konsultan keuangan dan IT.
Pada usia 25 tahun, Bahlil menjadi direktur wilayah konsultan tersebut di Papua dan memimpin 70 orang karyawan.
Sebelum masuk ke jajaran pemerintahan, Bahlil dikenal sebagai seorang pengusaha.
Dia dikenal memiliki sejumlah perusahaan dalam berbagai sektor, mulai dari perkebunan, properti, transportasi, pertambangan, hingga konstruksi.
Pria kelahiran Banda, Maluku Tengah, Maluku, 7 Agustus 1976 itu merupakan pemilik PT Rifa Capital Holding Company dari 10 perusahan lain.
Bahlil Lahadalia juga aktif di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi). Ia bergabung dengan Hipmi sejak tahun 2003.
Baca juga: Profil Bahlil Lahadalia, Pengusaha Papua yang Sukses Jadi Menteri Investasi dan ESDM Ad Interim
Selama 2015-2019, Bahlil bahkan menjabat sebagai Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) periode 2015-2019.
Sebelum menjabat Kepala BKPM, Bahlil sudah dikenal dekat dengan Jokowi. Jokowi kerap memanggil Bahlil dengan sebutan "adinda".
Hal itu terjadi salah satunya ketika Bahlil dan Jokowi bertemu di Musyawarah Nasional Hipmi XVI di Jakarta, Senin (16/9/2019) lalu.
Saat Pilpres 2019 lalu Bahlil Lahadalia menyatakan dukungannya ke Jokowi dan Ma'ruf Amin.
Bahkan, Bahlil juga bergabung dengan tim kampanye nasional Jokowi-Ma'ruf sebagai Direktur Penggalangan Pemilih Muda. (*)