Papua Terkini
Ramses Ohee, Sejarah Pepera 1969 dan Kontroversialnya
Tokoh sekaligus pelaku sejarah Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) Papua, Ramses Ohee, berpulang di Jayapura, Senin (30/5/2022).
Menurut salah satu wartawan, Hugh Lunn, pihak laki-laki yang dipilih sebagai peserta Pepera diperas untuk menolak kemerdekaan.
Mereka beserta keluarganya mendapat ancaman kekerasan.
Para diplomat Amerika Serikat juga mengatakan Indonesia tidak akan menang apabila pemilihannya dilakukan secara adil dan jujur.
Akan tetapi, Ortiz-Sanz menulis dalam laporannya bahwa Pepera telah dilangsungkan sesuai aturan di Indonesia.
Tahap Pepera
Penyelenggaraan Pepera sebenarnya dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu:
24 Maret 1969
Dilakukan konsultasi dengan dewan kabupaten di Jayapura mengenai tata cara penyelenggaraan Pepera
Juni 1969
Diadakan pemilihan Dewan Musyawarah Pepera
4 Agustus 1969
Pepera dilaksanakan dari Kabupaten Merauke.
Kontroversi Meskipun hasil Pepera telah disahkan oleh PBB, pelaksanaan Pepera masih sering dianggap sebagai Pemaksaan Pendapat Rakyat.
Pasca-kepemimpinan Soeharto jatuh tahun 1998, Uskup Agung Desmond Tutu dan sejumlah anggota parlemen Eropa dan Amerika Serikat meminta Sekjend PBB Kofi Annan untuk meninjau ulang peran PBB dalam Pepera.
Beberapa pihak meminta PBB untuk mengadakan referendumnya sendiri dengan kriteria pemilih yang telah tertulis dalam perjanjian New York.
Baca juga: Sebut Referendum Sudah Usai, Kepala Badan Intelijen Strategis: Pepera Jadi Bukti Papua Bagian NKRI