ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Cak Imin Disebut Tak Punya Nilai Jual Tinggi untuk Diusung Jadi Capres, Ini 2 Faktor Penyebabnya

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dinilai tak punya nilai jual yang cukup tinggi untuk diusung sebagai capres.

Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda
Muhaimin Iskandar atau Cak Imin (tengah) - Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dinilai tak punya nilai jual yang cukup tinggi untuk diusung sebagai capres. 

TRIBUN-PAPUA.COM - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyatakan keinginannya maju sebagai kandidat calon presiden (capres) pada Pilpres 2024.

Namun, Cak Imin dinilai tak punya nilai jual yang cukup tinggi untuk diusung sebagai capres.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi.

Ari menilai sosok Cak Imin tak menarik untuk didukung sebagai capres oleh partai politik (parpol) lain.

Baca juga: Lirik Menkeu Sri Mulyani untuk Jadi Cawapres Mendampinginya, Cak Imin Ungkap Alasannya

“Perjuangan Cak Imin untuk menjadi kandidat capres potensial sangat berat karena pasar politik Tanah Air tidak melihat nilai jual politik yang tinggi darinya,” ujar Ari pada Kompas.com, Senin (13/6/2022).

“Sehingga wajar jika partai politik selain PKB tidak menjadikan Cak Imin sebagai sosok yang seksi di pentas politik nasional,” tutur dia.

Ia mengungkapkan dua faktor yang mendasari pernyataannya itu. Pertama, rendahnya elektabilitas Cak Imin dibanding figur kandidat capres lainnya.

Berdasarkan jajak pendapat lembaga survei Poltracking Indonesia yang dirilis Kamis (9/6/2022) elektabilitas Cak Imin berada di peringkat 12 dengan simulasi 18 nama figur capres.

Baca juga: Sebut Koalisi PKB-PKS Belum Pasti, Cak Imin: Masih Proses Penjajakan, Belum Ada Keputusan Final

Ia hanya memperoleh elektabilitas sebesar 0,6 persen.

“Papan atas (elektabilitas) capres dan calon wakil presiden (cawapres) dari hasil survei berbagai lembaga hampir semua menempatkan Cak Imin di luar 5 besar dari nama-nama Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Sandiaga Uno dan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono,” ungkapnya.

Kedua, Cak Imin belum pernah menjabat sebagai kepala daerah.

Dalam pandangan Ari, masyarakat kerap menjatuhkan pilihan pada figur yang punya rekam jejak sebagai kepala daerah karena bisa dirunut jejak kepemimpinannya.

“Cak Imin memang politisi yang teruji karena langganan Senayan, tetapi dia belum pernah menjabat sebagai bupati dan gubernur,” katanya.

Baca juga: Sebut PKB Ingin Bentuk Koalisi dan Usung Cak Imin Jadi Capres, Wasekjen Singgung Demokrat dan Nasdem

Hal itu pula yang mendasari tingginya elektabilitas Ganjar dan Anies. Pun, keberhasilan Presiden Joko Widodo.

“Terpilihnya Jokowi menjadi Presiden tidak terlepas dengan ingatan publik akan kesuksesannya memimpin Solo dan DKI Jakarta. Demikian juga halnya dengan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo,” pungkasnya.

Diberitakan Cak Imin menuturkan terus berkomunikasi dengan berbagai parpol untuk menawarkan diri sebagai kandidat capres maupun cawapres.

Ia juga berharap dapat meminang Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani untuk mendampinginya sebagai cawapres jika ia maju sebagai capres.

Di sisi lain Cak Imin mengaku wacana koalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) belum dapat dipastikan.

Saat ini pihaknya dan PKS masih dalam tahap penjajakan untuk bisa bekerjasama. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perjuangan Cak Imin Jadi Capres Berat, Pasar Politik Tanah Air Tak Lihat Ada Nilai Jualnya.."

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved