Hukum & Kriminal
Bripda Diego Rumaropen yang Tewas di Tangan OTK adalah Anak dari Eks Pemain Timnas Indonesia
Bripda Diego Rumaropen, anggota Brimob jajaran Polda Papua tewas dianiaya orang tak dikenal (OTK) di Distrik Napua, Kabupaten Jayawijaya, Papua.
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Bripda Diego Rumaropen, anggota Brimob jajaran Polda Papua tewas dianiaya orang tak dikenal (OTK) di Distrik Napua, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Sabtu (18/6/2022).
Bripda Diego Rumaropen meninggal saat menemani Komandan Kompi (Danki) Brimob Batalyon D Wamena AKP R menembak sapi di Napua.
Diduga, almarhum Diego Rumaropen adalah anak pertama dari mantan pemain Timnas Indonesia Pieter Rumaropen.
Baca juga: Bripda Diego Rumaropen Dibunuh saat Berburu, 2 Senjata Dirampas: Ini Pelakunya
Pieter Rumaropen adalah pemain sepak bola Indonesia asal Papua.
Ia berposisi sebagai penyerang. Ia termasuk dalam skuat tim nasional indonesia menuju Piala Asia 2011.
Pieter merupakan anggota timnas Indonesia U-23 pada pertandingan SEA Games 2005.
Pieter merupakan pemain yang memiliki postur tubuh pendek yaitu 160 cm dan berat 45 kg.
Pieter menikah dengan Susan Merani Betno dan memiliki 2 orang anak yaitu Fernando Diego dan Queen Alexandra.
Pensiun
Saat pertandingan liga Persiwa Wamena melawan Pelita Bandung Raya tanggal 21 April 2013, Rumaropen menyerang wasit, meninju wajah wasit setelah timnya mendapat hukuman penalti.
Sang wasit meninggalkan lapangan dengan perdarahan di hidung, dan Rumaropen diberi kartu merah.
Sebagai hasil dari serangan tersebut, Rumaropen dilarang bermain seumur hidup oleh PSSI. PSSI percaya bahwa perilaku Rumaropen telah mencoreng citra sepak bola Indonesia di mata masyarakat internasional.
Baca juga: Bripda Diego Rumaropen yang Tewas di Tangan OTK adalah Anak dari Eks Pemain Tinmas Indonesia?
Polda Papua Ambil Sikap
Terkait kejadian pembunuhan tersebut, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengatakan bahwa polisi akan segera melakukan pemeriksaan menyeluruh.
“Semua perkuatan personel kepolisian saya sudah geser menuju Kabupaten Jayawijaya, sebanyak 32 personel yang didampingi oleh Dansat Brimob Polda Papua Kombes Budi Satrijo,” ujarnya kepada Kompas.com, Minggu.
6 Orang Diperiksa
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Papua Kombes Faizal Rahmadani menjelaskan, penyidik Kepolisian Resor (Polres) Jayawijaya saat ini memeriksa enam orang saksi terkait tewasnya anggota Brimob.
Dari enam orang yang diperiksa, satu diantaranya adalah AKP R yang mengajak korban ke Napua.
Baca juga: Anggota Brimob Tewas Diserang, Kapolda Papua Sebut Ada Dugaan Pelaku adalah KKB: Masih Diselidiki
Selain memeriksa AKP R, polisi juga meminta keterangan warga yang berada di tempat kejadian perkara.
Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri menambahkan, pihaknya akan melakukan penyelidikan internal.
Penyelidikan internal dilakukan untuk mengetahui apakah dua anggota Brimob yang berada di Napua sudah sesuai prosedur standar operasi.
Menurut Fakhiri, pihaknya selalu menekankan penerapan body system. Ketika petugas di daerah rawan, setidaknya harus ada lima orang.
"Namun, dari laporan yang diterima, saat insiden terjadi mereka hanya berdua," ungkapnya, Minggu.
Fakhiri menyebut, ada dugaan bahwa pelaku yang menewaskan anggota Brimob di Napua, adalah anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB).
"Namun untuk memastikannya, anggota masih menyelidiki," ucapnya. (*)