Pemekaran Papua
Peringatan Keras Demonstran kepada DPR RI: Jangan Mempermainkan Masyarakat Meepago
Jadi jangan mengabaikan tuntutan kami. Saya mohon perhatikan dan jangan buat kami kecewa yang bisa saja menimbulkan gejolak
Penulis: Marselinus Labu Lela | Editor: M Choiruman
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Marselinus Labu Lela
TRIBUN-PAPUA.COM, TIMIKA – Unjuk rasa terkait Rancangan Undang-undang (RUU) Daerah Otonomi Baru (DOB) Papua, sekaligus penolakan ibu kota Provinsi Papua Tengah di Kabupaten Nabire yang digelar di Kota Timika, Kamis (30/6/2022) berjalan lancar.
• Nabire Bakal jadi Ibu Kota DOB Papua Tengah, Mesak Magai Klaim Siapkan Kantor Gubernur Sementara
Salah satu orator yangh juga koordinator aksi, Agustinus Anggaibak menyebut perdebatan RUU DOB hanya muatan politik Komisi II DPR RI yang sangat mencoreng nama baik dan nama besar Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.
Dia menilai ada oknum-oknum tertentu yang bermain di balik DOB Papua tersebut. Bahkan, pada kesempatan itu Agustinus juga mengingatkan para elit politik khususnya DPR RI agar tidak mempermainkan masyarakat Meepago.
“Tuntutan kami hanya satu, yaitu ibu kota Provinsi Papua Tengah di Timika, bukan di Nabire," kata Agustinus Anggaibak.
• Menjelang Pengesahan DOB, Pemuda Adat Tetap Menolak Nabire Menjadi Ibu Kota Provinsi Papua Tengah
Ia mengatakan, kalau Provinsi Papua Tengah sudah dirancang sejak tahun 2003, dimana pada saat itu terjadi peristiwa yang menelan 7 korban nyawa.
"Jadi jangan mengabaikan tuntutan kami. Saya mohon perhatikan dan jangan buat kami kecewa yang bisa saja menimbulkan gejolak," katanya.
Diketahui, Provinsi Papua Tengah mencangkup Kabupaten Deiyai, Kabupaten Dogiyai, Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Nabire (Ibu Kota Provinsi), Kabupaten Mimika, Kabupaten Paniai, Kabupaten Puncak, dan Kabupaten Puncak Jaya. (*)