ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Pengamat Sebut Mega Siapkan Puan Jadi Penggantinya, Kursi Ketum PDIP Diprediksi Diisi 'Darah Biru'

Pengganti Megawati Soekarnoputri untuk menduduki kursi Ketua Umum PDIP kelak diprediksi tak akan jauh dari trah Soekarno.

(Kompas.com/SABRINA ASRIL)
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua DPP Bidang Politik dan Keamanan PDIP, Puan Maharani - Pengganti Megawati Soekarnoputri untuk menduduki kursi Ketua Umum PDIP kelak diprediksi pengamat tak akan jauh dari trah Soekarno. 

TRIBUN-PAPUA.COM - Pengganti Megawati Soekarnoputri untuk menduduki kursi Ketua Umum PDIP kelak diprediksi tak akan jauh dari trah Soekarno.

Prediksi itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya.

Yunarto menila, Megawati nantinya bakal melimpahkan kursi kepemimpinan parpol ke putra atau putrinya.

Yunarto berpendapat, ideologi politik PDIP sejak dulu selalu berkiblat pada sosok Proklamator Soekarno.

Baca juga: Sebut Kriteria Capres PDIP Ada di Tangan Megawati, Bambang Pacul Singgung Track Record sang Ketum

Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya. Yunarto Wijaya menuturkan pengalamannya yang mengalami kecelakaan di tengah ancaman pembunuhan karena mendukung Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019, Minggu (31/5/2020).
Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya. Yunarto Wijaya menuturkan pengalamannya yang mengalami kecelakaan di tengah ancaman pembunuhan karena mendukung Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019, Minggu (31/5/2020). (Repro/Kompas TV)

Oleh karena itu, kecil kemungkinan kursi tertinggi partai kelak dilimpahkan pada figur di luar garis keturunan presiden pertama RI tersebutt.

"Kalau saya melihat tetap trah Bung Karno atau darah biru ini memiliki peluang yang jauh lebih besar ketika berbicara mengenai posisi ketua umum atau faktor pengikat di internal," kata Yunarto kepada Kompas.com, Selasa (5/7/2022).

Menurut Yunarto, PDIP hanya akan membuka peluang bagi sosok di luar trah Soekarno dalam urusan pencalonan presiden.

Ini salah satunya dibuktikan dengan penujukan Joko Widodo sebagai presiden yang diusung partai berlambang banteng itu.

"Saya pikir kalau untuk (kursi ketua umum) PDI Perjuangan akan mengarah pada 'darah biru'. Peluang bagi sosok di luar darah biru lebih terbuka untuk posisi capres dan itu pernah ditunjukkan Bu Mega ketika memajukan Jokowi sebagai presiden," ujarnya.

Baca juga: Sebut Ada Rivalitas di Balik Saling Sindir Paloh dan Mega, Pengamat Singgung Potensi Jadi King Maker

Yunarto pun menilai, ditunjuknya Puan Maharani untuk mengemban sejumlah tugas kepartaian beberapa waktu belakangan merupakan upaya Megawati dalam mempersiapkan putrinya menggantikan dia kelak.

Dengan memerintahkan Puan konsolidasi dengan kader partai di daerah, Mega seakan hendak mengenalkan putrinya ke keluarga besar PDIP dan masyarakat luas sebelum kemudian melimpahkan tongkat estafet kepemimpinan.

"Karena kita tahu partai ini masih sangat terpusat hanya pada sosok Bu Mega yang sudah puluhan tahun menjadi faktor pengikat," ucap Yunarto.

Yunarto berpandangan, Puan menjadi sosok yang potensial menggantikan Megawati di kursi ketua umum PDIP.

Sebab, tidak hanya berpengalaman mengemban jabatan penting di partai, Ketua DPP Bidang Politik dan Keamanan PDIP itu pernah berada di pemerintahan sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), lalu kini di legislatif sebagai Ketua DPR RI.

Baca juga: 4 Peringatan Megawati di Rakernas II PDIP, Ancam Pecat Kader jika Tak Patuh

Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani saat membuka secara resmi bazara yang digelar Persatuan Istri Anggota (PIA) DPR RI. Bazar digelar di Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani saat membuka secara resmi bazara yang digelar Persatuan Istri Anggota (PIA) DPR RI. Bazar digelar di Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta. (Tribunnews.com/Reza Deni)

"Mungkin juga ini secara internal sebagai upaya menyiapkan Mbak Puan untuk menjadi pengganti Bu Mega di jabatan ketua umum entah kapan," kata Yunarto.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved