ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Info Merauke

DPR Desak Jenderal Andika Usut Kasus Penikaman dr Beni Karumkit RS LB Moerdani Merauke Papua

DPR juga meminta masyarakat untuk tidak membangun spekulasi berlebihan sampai pihak TNI selesai mengungkap kasusnya dengan terang. 

Tribun-Papua.com/Hidayatillah
Almarhum Mayor Ckm dr Beni Arjihans (keepat dari kiri) menggunakan baju loreng berfoto tepat di samping Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa saat berkunjung ke Rumkit Jenderal LB Moerdani Merauke, Papua, pada 22 Desember 2022. 

TRIBUN-PAPUACOM - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa diminta memberi perhatian khusus pada kasus penikaman Kepala Rumah Sakit (Karumkit) TNI AD LB Moerdani Merauke, Mayor Ckm dr Beni Arjihans.

Permintaan ini disampaikan Anggota Komisi I DPR Christina Aryani, di Jakarta, Kamis (7/7/2022).

DPR menilai penikaman Mayor Ckm dr Beni Arjihans oleh Bintara Rumah Sakit Tk IV LB Moerdani Merauke, Sertu Muhammad  Alkausar, adalah kejadian luar biasa.

Christina juga menyampaikan dukacita atas meninggalnya dr Beni.

Baca juga: Sertu Muhammad Alkausar Jadi Tersangka, Siapkan Belati Tikam Karumkit LB Moerdani Merauke dr Beni

"Kita bersimpati dan berdukacita kepada keluarga korban atas kejadian naas ini, namun lebih dari itu penting bagi Panglima TNI menginvestigasi tuntas kasus ini."

"Ada apa ini? seorang anak buah membunuh atasannya?," kata Christina dalam keterangannya.

Christina juga meminta masyarakat untuk tidak membangun spekulasi berlebihan sampai pihak TNI selesai mengungkap kasusnya dengan terang. 

Karenanya, dia mengimbau semua pihak memberikan kesempatan kepada TNI untuk mengungkap kasus tersebut.

"Gali betul apa yang menjadi motifnya? Panglima TNI saya harap memberi perhatian serius karena menyangkut nama baik institusi TNI juga," ujar Christina.

Politisi Partai Golkar itu menjelaskan, kejadian serupa di mana anak buah membunuh atasan di internal TNI memang bukan baru terjadi.

Peristiwa hampir serupa pernah terjadi di Bali pada 2016 di TNI AL.

Ketika itu prajurit TNI AL bernama Kopda Muhammad Muslimin membunuh Serda Made Suwardi.

Dalam kasus tersebut, Kopda Muslimin mengaku sakit hati pada atasannya karena tidak diberikan izin cuti.

Christina menilai kejadian luar biasa seperti ini tidak boleh terjadi.

"Publik harus mendapat gambaran TNI itu institusi yang kuat dan kompak. Ketika ada kejadian sesama TNI seperti ini tentu mencoreng marwah institusi."

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved