ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Nasional

Psikolog Forensik Ini Sebut Lokasi Dugaan Pelecehan Istri Kadiv Propam Polri Tidak Lazim, Ada Apa?

Ahli forensik berpandangan, insiden yang terjadi di rumah Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo, itu dilakukan di lokasi yang berpotensi adanya saksi.

Tribun-Papua.com/Istimewa
TURUN TANGAN - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kapolri Listyo Sigit Prabowo saat peringatan ke-76 Hari Bhayangkara di Akademi Kepolisian, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (5/7/2022).(Dok. Sekretariat Presiden) 

TRIBUN-PAPUA.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengusut tuntas secara transparan kasus aksi cowboy, di rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo.

Insiden tersebut menggemparkan masyarakat Indonesia terkhusus institusi Polri.

Diketahui, aksi cowboy itu terjadi antara Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J dan Bharada E pada Jumat (8/7/2022).

Bakutembak berujung pada tewasnya Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat di tempat.

Baca juga: Jokowi Tangani Aksi Cowboy di Rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, Jenderal Terancam Dipecat?

Ditemukan luka sayatan benda tajam pada bagian lehernya.

Kabar terbaru, ada hal yang janggal dalam kasus ini. Yakni, dugaan pelecehan atau rudapaksa oknum polisi terhadap istri sang jenderal.

Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel menilai dugaan pelecehan atau rudapaksa menjadi salah satu kejahatan yang paling pelik untuk dipecahkan.

Kata Reza, kejahatan seksual biasanya terjadi di tempat tertutup dan sepenuhnya dianggap dikuasai oleh pelaku.

Kendati demikian, Reza menilai ada beberapa hal tidak lazim terjadi dalam dugaan pelecehan yang berujung penembakan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J oleh Bharada E.

Reza berpandangan, insiden yang terjadi di rumah Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo, itu dilakukan di lokasi yang berpotensi adanya saksi.

Selain itu, rumah tersebut juga dinilai sebagai zona aman yang tidak bisa dikuasai oleh pelaku, terlebih ada kamera pengintai atau CCTV, ada akses calon korban melarikan diri.

"Maka itu sungguh-sungguh pertimbangan memilih lokasi kejahatan yang sangat amat buruk. Ini pemikiran yang spontan muncul di kepala saya usai membaca pemberitaan," ujar Reza dikutip dari Kompas TV dalam Sapa Indonesia Pagi, Kamis (14/7/2022).

Menurut hematnya, dugaan pelecehan itu sungguh-sungguh berlangsung di tempat tidak lazim.

Kendati demikian, kata Reza, bukan tidak mungkin kejahatan rudapaksa itu bisa terjadi.

"Tetap harus diinvestigasi oleh polisi karena ada saja kemungkinan pelaku kejahatan seksual dalam kondisi mabuk, di bawah pengaruh narkoba, atau terprovokasi eksternal," ujarnya.

Baca juga: Tak Tahu Ada Baku Tembak di Rumah Irjen Ferdy Sambo, Warga Kira Suara Petasan di Malam Takbiran

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved