Pemilu 2024
Anak Presiden Digaet Anies Baswedan di Pilpres 2024, Strategi Lengserkan Jokowi dan Amin
Dalam menyusun strategi lengserkan Jokowi dan Amin, Gubernur DKI Jakarta itu memiliki peluang untuk gaet anak presiden mendampinginya di Pilpres 2024.
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Anies Baswedan menjadi satu di antara banyak figur yang kemungkinan besar bakal maju sebagai calon presiden.
Dalam menyusun strategi lengserkan Jokowi dan Amin, Gubernur DKI Jakarta itu memiliki peluang untuk gaet anak presiden mendampinginya di Pilpres 2024.
Terbukti, berdasarkan simulasi Pemilu 2024 Indopol Survey & Consulting, duet Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari koalisi Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat, sangat cocok dengan 34,72 persen.
Direktur Eksekutif Indopol Survey and Consulting Ratno Sulistiyanto mengatakan, pasangan Anies dan anak Presiden ke-3 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu unggul dibandingkan pasangan lainnya.
"Pasangan Anies dan AHY menempati posisi teratas," ujar Ratno Sulistiyanto dalam rilis yang disiarkan secara virtual, Jumat (15/7/2022).
Baca juga: Buka Peluang Lengserkan Ganjar dan Anies, Ini Lima Sosok Pendamping Prabowo Diusung Jadi Capres
Sedangkan di posisi kedua ada pasangan Prabowo Subianto dengan Cak Imin dengan 20,08 persen, disusul Puan Maharani dengan Erick Thohir 4,88 persen, dan Airlangga Hartarto - Khofifah Indar Parawansa dengan 3,82 persen.
“Ketika pasangan Puan Maharani dan Erick Thohir, kemudian Prabowo dan Cak Imin, Anies dan AHY, serta Ganjar Pranowo dan Airlangga, ini masih tetap Anies AHY yang menduduki posisi teratas,” ujar Ratno.
"Meskipun demikian, yang tidak menjawab sekitar 36,50 persen,” ujarnya menambahkan.
Dengan demikian, Ratno menyimpulkan simulasi ini bergantung pada pasangan capres dan cawapres yang dipadukan.
Baca juga: Dorong Anies Diusung PDIP Lengserkan Ganjar, Anak Papua Ini Jaga Peluang Jadi Gubernur DKI Jakarta
Contoh, jika Ganjar, Anies, dan Prabowo diisukan menjadi capres maka akan selalu mendapat dukungan signifikan.
Namun jika ketiga nama itu ditempatkan pada posisi cawapres, maka dukungan masyarakat akan melemah.
Bahkan, banyak masyrakat tidak memilih ketika disimulasikan metode seperti itu.
“Sementara antara Anies dan Ganjar juga seperti itu. Ketika Anies diposisikan di wakil (presiden), dukungannya akan melemah. Ganjar juga melemah ketika diposisikan di wakil,” ucap Ratno.
Baca juga: Cak Imin Dilengserkan, Prabowo Subianto Gaet Anak Presiden Jadi Wakil Presiden, Ini Sosoknya
Ia pun menambahkan bahwa rumusan pasangan capres dan cawapres ini disimulasikan berdasarkan logika koalisi.
Dengan melihat kondisi yaang ada, sambung dia, Ganjar dan Anies tidak mungkin disatukan menjadi pasangan capres maupun cawapres, sehingga tidak disimulasikan.
“Jadi pasangan yang ada di sini berdasarkan logika koalisi,” ucapnya. (*)