ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Virus Corona di Papua

Update Covid-19 di Papua dan Papua Barat hingga Selasa 19 Juli 2022: Total Kasus Capai 80.388

Berikut ini jumlah total kasus Covid-19 hingga hari ini, Selasa (19/7/2022) untuk provinsi Papua dan Papua Barat.

Istimewa
Ilustrasi tenaga kesehatan - Berikut ini jumlah total kasus Covid-19 hingga hari ini, Selasa (19/7/2022) untuk provinsi Papua dan Papua Barat. 

TRIBUN-PAPUA.COM - Berdasarkan data dalam 24 jam terakhir hingga Selasa (19/7/2022), jumlah kasus secara nasional masih bertambah sejak kasus pasien pertama terinfeksi Covid-19 diumumkan pada 2 Maret 2020.

Jumlah kasus positif Covid-19 dikonfirmasi berdasarkan pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR).

Berikut ini jumlah total kasus Covid-19 hingga hari ini, Selasa (19/7/2022) untuk provinsi Papua dan Papua Barat:

Baca juga: Dinkes Papua Ajak Insan Pers Galakkan Informasi Pentingnya Vaksinasi Covid-19

Papua

Positif: 48.768
Sembuh: 48.088
Meninggal: 580

Papua Barat

Positif: 31.628
Sembuh: 31.209
Meninggal: 382

Infeksi BA.2.75 Centaurus Terdeteksi di Indonesia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan ditemukannya kasus infeksi Covid-19 subvarian Omicron BA.2.75 Centaurus.

Sebab menurut Kemenkes gejala yang dialami orang yang terinfeksi Covid-19 subvarian Omicron BA.2.75 Centaurus tergolong ringan.

"Jadi jangan khawatir soal BA.2.75, karena karakternya hampir sama dengan BA.4, BA.5 dan BA.1, BA.2," kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam acara penyerahan Keppres Nomor 65/P Tahun 2022 kepada Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Senin (18/7/2022) kemarin.

Baca juga: Vaksin Booster Resmi Jadi Syarat Perjalanan Dalam Negeri Mulai 17 Juli, Simak Aturan Lengkapnya

Dante mengatakan, sejauh ini ada tiga kasus BA.2.75 di Indonesia. Namun, kasus yang menjangkit itu tidak terlalu berat alias tidak menimbulkan dampak berat pada penderita.

"Ada tiga kasus BA.2.75, semua kasus sederhana, tak terlalu berat," ujar Dante.

Dante menyebut, kasus sub varian Omicron BA.2.75 ini sudah menyebar di 10 negara.

Berdasarkan pengalaman negara lain, mutasi virus ini memiliki tingkat penularan yang relatif cepat.

Namun, tingkat keparahan sakit relatif lebih ringan ketimbang varian Delta.

"Hanya sejak dari India, maka kini kasus sudah menyebar ke sepuluh negara. Penyebaran yang cukup cepat yang mengingatkan kita seperti varian Delta yang lalu," ucap Dante.

Kendati begitu, dia meminta masyarakat jangan terlalu khawatir. Sebab, Kemenkes sudah mendeteksi masuknya virus tersebut sekitar satu pekan lalu.

Virus ini terdeteksi melalui genom sequencing dari seluruh pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia.

Baca juga: Booster jadi Syarat Penerbangan, Kadinkes Kabupaten Jayapura Sebut Stok Vaksin Cukup

Selain itu, temuan ini telah dilaporkan oleh Kemenkes melalui platform berbagi data dan informasi virus di Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).

Secara terpisah, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga melaporkan subvarian BA.2.75 telah terdeteksi di Indonesia kepada Presiden Joko Widodo.

Budi menyebutkan, subvarian itu awalnya beredar di India tetapi telah tersebar ke 15 negara, termasuk Indonesia. Kasus subvarian BA.2.75 terdeteksi di dua lokasi, yakni Bali dan Jakarta.

Kasus di Bali, ujar Budi, merupakan imported case karena kedatangan dari luar negeri, sedangkan kasus di Jakarta kemungkinan besar merupakan transmisi lokal.

"Kami juga meng-update ke Bapak Presiden, ada subvarian baru yang namanya BA.2.75 yang sekarang sudah beredar di India mulainya dan sudah masuk ke 15 negara, ini juga sudah masuk ke Indonesia," kata Budi dalam keterangan pers usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (18/7/2022).

Menurut keterangan para ahli, gejala infeksi varian Centaurus mirip dengan Omicron.

Baca juga: Robby Kayame Minta Masyarakat yang Ingin Vaksin Booster Langsung Datang ke Dinkes Papua

Gejala itu adalah seperti kehilangan penciuman (anosmia), kehilangan rasa (ageusia), muntah dan diare.

Gejala lain orang yang terinfeksi Covid-19 subvarian BA.2.75 Centaurus adalah suhu tinggi atau demam, batuk baru yang terus menerus, sesak napas, merasa lelah, badan nyeri, sakit kepala, hidung tersumbat atau berair, kehilangan selera makan, dan diare.

Menurut epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman mengatakan, Covid-19 subvarian Omicron BA.2.75 atau Centaurus dipantau oleh seluruh ahli di dunia.

Penyebabnya, kata Dicky, adalah karena jumlah mutasi di spike atau proteinnya sangat tinggi. Selain itu, lanjut Dicky, ada kemungkinan subvarian Centaurus menurunkan efikasi antibodi. Dicky mengatakan, penularan subvarian Centaurus efektif lewat udara. 

"Data awal di India menunjukkan BA.2.75 punya kecepatan sebaran yang luar biasa atau 9 kali lipat BA.5," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (19/7/2022). (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul UPDATE Covid-19 di Sulteng, Sultra, Maluku, Malut, Papua, dan Papua Barat 19 Juli 2022 dan Infeksi BA.2.75 Centaurus Terdeteksi, Masyarakat Diimbau Tak Khawatir

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved