Pemekaran Papua
Mahasiswa Jayawijaya Tolak DOB Pegunungan Tengah, Alius Himan: Masyarakat Adat Bisa Punah
Dari letak wilayah Jayawijaya dengan jumlah penduduk pribumi yang amat sangat sedikit, serta lokasi yang tidak strategis
Penulis: Hendrik Rikarsyo Rewapatara | Editor: M Choiruman
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Hendrik Rewapatara
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA -Solidaritas Mahasiswa Peduli Pembangunan Masyarakat Jayawijaya (SMPPMJ) di Jayapura angkat bicara, terkait pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) Wilayah Pegunungan Tengah Papua.
• Mengenal Jayawijaya yang Jadi Ibu Kota DOB Papua Pegunungan, dari Sejarah hingga Aspek Geografinya
Ketua SMPPMJ, Alius Himan mengatakan, pihaknya perlu erbicara mengenai Daerah Otonomi Baru (DOB) di Pegunungan Tengah yang dinilainya tidak layak, namun tetap dipaksakan oleh Pemerintah Pusat.
"Dari letak wilayah Jayawijaya dengan jumlah penduduk pribumi yang amat sangat sedikit, serta lokasi yang tidak strategis, DOB Pegunungan Tengah tidak layak hadir di Jayawijaya," terang Alius Himan, kepada Tribun-Papua.com, Rabu (27/7/2022) di Kampkey, Abepura, Kota Jayapura, Provinsi Papua.
Lebih lanjut Himan mengatakan, Jayawijaya, Provinsi Papua merupakan lembah di dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata 1.855 meter di atas permukaan air laut, sehingga tidak mungkin menjadi ibu kota Papua Pegunungan Tengah.
• Ini Daftar Kabupaten yang Masuk DOB Provinsi Papua Pegunungan
"Dahulu orangtua kami hidup dalam tata krama yang baik, indah serta sejahterah. Namun datang lagi dengan berbagai macam tawaran dari negara, maka sangat berdampak terhadap eksistensi hidup," ujarnya.
Himan menegaskan, dampak yang akan ditimbulkan amat sangat besar dan bisa mengancam eksistensi hidup orang Hubula di Tanah Hubulam, Jayawijaya, Provinsi Papua.
"Masyarakat adat di Lapago, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, akan terkena dampak DOB tersebut. Untuk itu, kami mengambil sikap tegas menolak DOB di Pegunungan Tengah Papua," tegasnya.
• Ribuan Warga Pegunungan Bintang Turun ke Jalan, Tolak Bergabung ke Provinsi Papua Pegunungan
Himan berharap beberapa oknum yang mendukung DOB untuk segera berhenti melakukan manuvernya.
"Kami sampaikan juga kepada para petinggi BY, BW, LK untuk segera kembalikan DOB ini ke Jakarta, karena ulah dan kerakusaan jabatan maka rakyat bisa menjadi tumbal," tandasnya. (*)