Info Merauke
Isu Pertalite Naik, Begini Kata Pengecer BBM di Merauke Papua
Pengecer BBM Pertalite di Merauke, Idris kepada Tribun-Papua.com, mengatakan, naiknya harga BBM bersubsidi membuat dirinya pasrah. Ngeri!
Penulis: Yulianus Bwariat | Editor: Paul Manahara Tambunan
TRIBUN-PAPUA.COM, MERAUKE - Isu harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite naik menjadi Rp 10.000 mendapat tanggapan dari pedagang eceran di Kabupaten Merauke, Papua.
Pengecer BBM Pertalite di Merauke, Idris kepada Tribun-Papua.com, mengatakan, naiknya harga BBM bersubsidi membuat dirinya pasrah.
Terpenting baginya BBM tidak mengalami kelangkaan.
"Tidak jadi masalah kalau mau naik harga. Gimana lagi, karena setiap hari saya tetap jualan."
"Masalah harga bagi saya tidak apa-apa, yang penting kendaraan masyarakat lancar bensinnya," ungkap pemuda energik asal Sulawesi ini di sela kesibukannya, Selasa (23/8/2022).
Baca juga: Luhut Diteriaki soal Isu Kenaikan Harga BBM, Jokowi Buka Suara: Kelompok Ini Malah Bereaksi Keras
Diakuinya, bensin atau BBM yang dijual dikiosnya Jalan Raya Mandala Bambu Pemali Merauke merupakan jenis subsidi Pertalite.
Harga ecerannya senilai 10.000/botol. Meski Ia membeli BBM tersebut Rp 9.000 per liter.
"Keuntungannya ada esdikit karena ukuran 1 liter itu kita kurangi sedikit. Jadi satu botol bukan 1 liter, kita kurang sedikit," ungkap Idris.
Meski demikian, pembeli bensin eceran sangat banyak. Masyarakat lebih memilih beli di kios ketimbang mengantri di SPBU.
"Kami jualan untuk membantu masyarakat sekalian usaha dagang mencari rejeki meskipun sedikit-sedikit keuntungannya," ujarnya.
Idris mengakui telah mengeluti berjualan sembako lewat kios kecilnya sekaligus BBM selama 5 tahun di Merauke.
Pria murah senyum ini mengatakan, untuk mendapatkan BBM tersebut juga mengantri di SPBU Lampu Satu Merauke.
Jika BBM langka maka Ia mendapatkan harga Rp 9.500 per liter.
"Tergantung situasi. Pernah agak langka jadi dapat harga Rp 9.500 per liter tapi itu jarang. Saya juga belum tahu apakah benar sekarang mau ada kenaikan harga BBM, karena saya belum ke SPBU," bebernya.
Dulu, sambung Idris, berjualan sejak pagi hingga malam bisa menjual bensin 50 liter.
Sekarang karena Idris sering membuka kios disiang hari pukul 12.00 WIT hingga malam, maka bensin yang terjual antara 30 hingga 40 liter per hari.
Baca juga: Harga BBM di Tolikara Papua Rp 100 Ribu Per Liter, hingga Tarif Ojek Tembus Rp 400 Ribu
"Paling sering terju 30 liter sehari. Memang lumayan rame pembeli karena mungkin berada dipusat kota Merauke," ujarnya.
Terpisah, pengecer BBM di Merauke, Maria mengaku menjual bensin eceran jenis Pertalite.
"Saya jual bensin Pertalite. Kalau Pertamax kan mahal, kasihan pembelinya nanti," katanya.
Maria mengaku belum mengetahui wacana kenaikan harga BBM Pertalite.
"Kalau naik, gimana ya? Saya kurang tau ya," pungkasnya.
Sebelumnya, isu kenaikan harga BBM ini setelah Menteri Koordinator Bidang Investasi dan Kemaritiman (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan buka suara.
Ia menyatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan kepastian kenaikan harga BBM bersubsidi, yaitu Pertalite dan Solar pada pekan ini.
Menurut Luhut, saat ini pemerintah tengah menghitung baik dan buruknya dari keputusan penyesuaian harga BBM Pertalite dan Solar tersebut.
“Minggu depan presiden akan umumkan mengenai apa dan bagaimana kenaikan harga (BBM bersubsidi),” tutur Luhut dalam Kuliah Umum di Universitas Hasanuddin secara virtual, Jumat (19/8/2022). (*)