YPMAK
Bertemu Rektor Sanata Dharma Yogyakarta, YPMAK Tinjau Perkembangan Akademik Penerima Beasiswa
TRIBUN-PAPUA.COM, TIMIKA- Tim monitoring dan evaluasi (Monev) Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme Kamoro (YPMAK) selaku pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia (PTFI) kembali mendatangi kota-kota studi di pulau Jawa untuk mengecek secara langsung perkembangan kegiatan akademik serta kendala dihadapi mitra dan mahasiswa.
Adapun tim Monev YPMAK terdiri dari Nur Ihfa Karupukaro selaku Wadir Program dan Monev YPMAK, Johanan Saidui Sekretaris YPMAK, Feri Magai Uamang, Kepala Devisi Program Perencanaan Pendidikan, Dion Burdam, Kepala Devisi Monev Pendidikan, Oni Wiranda, Deputi Monev YPMAK, Alfrida Gobai, staf keuangan YPMAK, Marice Korwa, Admin Wadir Program dan Monev, dan, Jeremias Rahadat, staf Program Pendidikan.
Sementara perwakilan dari Sanata Dharma yakni Rektor Romo Albertus Bagus Laksana, Wakil Rektor IV Caecilia Tutyandari, Kepala Asrama Romo Aria Prabantara, Kepala Biro Kerjasama dan Hubungan Internasional Yurisdixta Menavia, Staf/Pamong Asrama Tri Laksono Wibowo, dan Sudrajad Adi selaku Staf Biro Kerjasama.
Baca juga: Margaritha, Peserta Beasiswa YPMAK Miliki Mimpi Besar Menjadi Pengusaha
Wadir Program dan Monev YPMAK, Ifha Karopukaro dalam mengemukakan, kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan dalam rangka melihat kondisi riil serta hambatan dihadapi mitra dalam membina perkembangan mental dan intelektual para peserta beasiswa YPMAK.
"Kami berharap kerjasama ini berjalan lebih baik kedepan, karena kami utamakan sumber daya manusia anak Papua terutama 7 suku di Kabupaten Mimika semakin baik kedepannya," tuturnya kepada Tribun-Papua.com, Senin (19/9/2022).
Ia menyebut, ada beberapa program baru akan diterapkan YPMAK agar pemberian beasiswa bagi mahasiswa 7 suku benar-benar memberi manfaat bagi perkembangan akademik mereka.
Baca juga: Mariana, Gadis Cantik Peserta Beasiswa YPMAK Ini Ingin Jadi Dokter
Beberapa program itu diantaranya kartu peserta beasiswa YPMAK agar bisa dikontrol, adanya pedoman bagi mahasiswa penerima beasiswa, adanya applikasi database untuk mengefektifkan pelaporan online, serta peserta beasiswa akan didaftarkan sebagai peserta BPJS.
"Kami berterima kasih karena diberi waktu untuk bertemu bapak ibu dari Sanata Dharma sehingga kita bisa saling berbagi pengalaman dan bertukar pikiran agar kendala dalam pembinaan mahasiswa bisa diatasi bersama," ungkapnya.
Sementara Rektor Sanata Dharma, Romo Albertus Bagus Laksana, dalam juga berterima kasih kepada YPMAK karena secara konsisten mendampingi pembinaan akademik mahasiswa untuk 7 suku di Mimika.
"Universitas Sanata Dharma milik Jesuit sangat menekankan metode pendekatan holistik menyeluruh dari kepribadian hingga sosial supaya para mahasiswa sebagai warga negara bisa berperan lebih," katanya.
Baca juga: SOSOK Koren Jawame, Penerima Beasiswa YPMAK yang Ingin Jadi Bupati Mimika ke Depannya
Lanjutnya, pembaharuan pendekatan untuk para mahasiswa sebagaimana yang akan diusulkan YPMAK merupakan langkah efektif agar metode pembinaan kedepan semakin lebih baik.
"Itu menjadi bagian dari cara kita membina dan mendidik mereka menjadi lebih baik. Asrama kami perbaharui, struktur organisasi, program pembinaan, makanya kalau ada usulan dari bapa ibu akan kami sesuaikan. Pendidikan interkultural antar budaya itu memang menjadi tantangan tersendiri," ujarnya.
Sementara Dion Burdam selaku Kepala Devisi Monev Pendidikan YPMAK meminta Sanata Dharma menjabarkan perkembangan akademis dari masing-masing mahasiswa serta keaktifan mereka dalam melaksanakan perkuliahan.
Menjawab hal itu, Wakil Rektor IV Caecilia Tutyandari menjelaskan jumlah mahasiswa Sanata Dharma yang mendapat beasiswa YPMAK sebanyak 13 orang.
Baca juga: YPMAK Lakukan Monev Peserta Beasiswa di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Namun dua diantaranya tidak aktif sehingga dibutuhkan kebijakan dari YPMAK untuk menentukan status keduanya.
Selanjutnya dibacakan progress pendidikan dari masing-masing mahasiswa terutama sudah berapa SKS yang diambil, perolehan IPS dan IPK.
"Secara keseluruhan sejak pandemi semangat belajar menurun atau mungkin kesulitan belajar online," ungkap Caecilia.
Sementara Romo Albertus kembali lagi menjelaskan, mengenai adanya mahasiswa yang mendapat nilai E bukan karena tidak mampu tapi tidak mengumpulkan tugas.
Pihak managemen Sanata Dharma meminta YPMAK juga mengecek kesehatan mahasiswa terutama penyakit menular berbahaya sebelum direkomendasikan masuk Asrama.
"Mengatur waktu susah, kadang mereka keluar makan malam diluar jam, setelah keluar malah tidak pulang-pulang," ujar Romo Albertus.
Baca juga: Bermitra dengan YPMAK Sejak 2007, Ini Kata Rektorat Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Disisi lain Feri Magai Uamang selaku, Kepala Devisi Program Perencanaan Pendidikan YPMAK mengaku akan mempertimbangkan keberadaan mahasiswa yang menghilang tanpa kabar.
"Kita akan pertimbangkan soal wajib kuliah 5 tahun. Dilihat dari SKS berapa yang sisa, kalau memang tidak bisa lagi yah dikeluarkan saja. Kedepan kami rekrut peserta dengan persyaratan yang semakin ketat. Kalau ada mahasiswa atau mahasiswi sudah tidak kuliah kita ganti dengan kuota baru. Saya minta mitra aktif laporkan perkembangan setiap mahasiswa," tukas Fery (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papua/foto/bank/originals/ypmak-sanata-dharma-yogyakarta.jpg)