Mutilasi di Mimika
Deretan Temuan KontraS soal Kasus Mutilasi di Mimika, 4 Korban Diyakini Bukan Simpatisan KKB
KontraS mengungkapkan sejumlah temuan terkait kasus mutilasi empat warga di Kabupaten Mimika, Papua, yang melibatkan oknum TNI.
TRIBUN-PAPUA.COM - Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mengungkapkan sejumlah temuan terkait kasus mutilasi empat warga di Kabupaten Mimika, Papua.
Ada delapan temuan terkait kasus mutilasi di Mimika yang dipaparkan KontraS berdasakan hasil investigasi yang didasarkan pada keterangan sejumlah pihak.
Diantaranya keluarga korban serta konfirmasi secara langsung ke Kasat Reskrim Polres Mimika, Penyidik Subdenpom XVII/C Mimika, dan pihak RSUD Mimika.
Ini delapan temuan KontraS soal kasus mutilasi di Mimika yang disampaikan oleh Wakil Koordinator KontraS Rivanlee Anandar:
Baca juga: Kasus TNI Mutilasi Warga di Mimika, Komnas HAM: Direncanakan Beberapa Kali hingga Sempat Tertunda

1. Tuduhan 4 Korban Terlibat Gerakan Separatis Tak Terbukti
Rivanlee mengatakan tuduhan bahwa keempat korban terlibat gerakan separatis atau kelompok kriminal bersenjata (KKB) tidak terbukti.
Hal tersebut, kata Rivanlee, bertolak belakang dengan kesaksian keluarga yang disertai bukti pendukung.
AL misalnya, lanjut dia, merupakan pengurus gereja yang juga ditunjuk sebagai panitia pembangunan gereja.
Sedangkan korban IN merupakan pejabat aktif kepala Desa Kampung Yunat sekaligus pengurus gereja di Kenyam, Nduga.
Selain itu, kata dia, Korban LN yang beraktivitas sehari-hari sebagai sopir perahu yang stand by menunggu pesanan antar-jemput dari Nduga-Jita-Timika.
Sedangkan AT, kata dia, merupakan seorang anak yang sering membantu pamannya bertani dengan bercocok tanam.
Hal tersebut disampaikannya saat konferensi pers di kantor KontraS Jakarta Pusat pada Jumat (23/9/2022).
Baca juga: Potongan Tubuh Empat Korban Mutilasi Warga Nduga di Mimika Dimakamkan dengan Cara Dibakar
2. Seorang Korban Masih di Bawah Umur
Temuan kedua yakni bahwa seorang korban yang bernisial JT (AT) masih di bawah umur.
KontraS menyebut korban tersebut masih berusia 17 tahun.