Kongres Masyarakat Adat
Masyarakat Adat Minahasa: Orang Papua Ramah dan Menyenangkan!
Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI cukup membawa dampak positif bagi provinsi paling timur Indonesia.
Laporan Wartawan Tribun-Video.com, Sigit Ariyanto
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI cukup membawa dampak positif bagi provinsi paling timur Indonesia.
Bagaimana tidak, selama ini, Papua lebih dikenal dengan daerah rawan penembakan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Namun, dengan KMAN kali ini, sebagian Masyarakat Adat yang hadir di Bumi Cenderawasih berdecak kagum dengan alam dan masyarakat Papua yang begitu ramah.
Baca juga: Cerita Kontingen Asal Sulut, Sempat Demam karena Cuaca Panas: yang Penting Ketemu Kawan di KMAN VI
Pengakuan tersebut datang dari Filo Karundeng, satu di antara perwakilan AMAN Minahasa, Sulawesi Utara.
Filo Karundeng kepada Tribun-Video.com mengaku senang karena dirinya berhasil menginjakkan kakinya di Bumi Cenderawasih.
“Teman-teman saya di Minahasa juga banyak dari Papua, dan mereka selalu bercerita soal Papua secara keseluruhan. Baik itu, adat istiadatnya hingga alamnya,” kata Filo.
Filo pun membuktikannya ketika berada di Kabupaten Jayapura, di mana, dirinya menemukan bentuk keramahan dari masyarakat sekitar.
“Ketika saya bertemu dengan masyarakat Papua (di sini), apa yang saya dengar dari teman-teman Papua di Minahasa tersebut terbukti. Betul, masyarakat Papua itu ramah dan menyenangkan,” tukasnya.
Baca juga: 10 Tahun Berlalu, Bule Asal Australia Kunjungi Papua Saat KMAN: Kaget Jayapura Sudah Banyak Mobil
Dikatakan, dirinya dan rombongannya menginap di Kampung Yakonde, dan pihaknya sangat senang karena berada tepat di pinggir Danau Sentani.
“Saya disuguhkan dengan ikan-ikan yang berada di danau tersebut, kami coba-coba memancing tetapi tidak dapat,” ujarnya sambil tersenyum.
Untuk harapan soal KMAN tersebut, Filo pun berharap dengan restu leluhur, kongres yang diselenggarakan di Bumi Kenambay Umbay tersebut dapat berjalan lancar dan sukses.
“Dengan restu leluhur, kami bisa melakukan aktivitas di sini bersama masyarakat lokal (Papua) sehingga apa yang kita harapkan di KMAN kali ini bisa terwujudkan dengan baik,” tukasnya. (*)