Kongres Masyarakat Adat
Panorama Danau Sentani Sambut Peserta KMAN VI Papua saat Sarasehan di Kampung Yokiwa
Danau Sentani seluas 9.360 hektar ini terbentang antara Kota Jayapuran dan Kabupaten Jayapura dan berada pada ketinggian 75 mdpl.
Laporan Wartawan Tribun-Video.com, Fikri Febriyanto
TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI – Danau vilkanik di Sentani, Kabupaten Jayapura merupakan danau terbesar di Papua.
Danau seluas 9.360 hektar ini terbentang antara Kota Jayapuran dan Kabupaten Jayapura dan berada pada ketinggian 75 mdpl.
Kawasan Danau Sentani sendiri berada di bawah lereng Pegunungan Cagar Alam Cycloops. Dari Jayapura berjarak sekitar 50 km.
Baca juga: FOTO-FOTO Tarian Kampung Yokiwa Sambut Peserta KMAN VI Papua Saat Sarasehan
Dengan keindahan Danau Sentani tersebut, para peserta Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI yang melakukan sarasehan di Kampung Yokiwa pun dimanjakan matanya.
Untuk menuju ke daerah tersebut, peserta sarasehan berangkat dari Dermaga Kalkote menuju ke dermaga di Kampung Yokiwa.
Sambutan pertama para peserta dimulai selama proses perjalanan. Mereka dimanjakan panoraman keindahan dari Danau Sentani.
Hamparan danau yang jernih dan bewarna biru dengan hiasan perbukitan yang berjejer indah.
Setiba di dermaga Kampung Yokiwa mereka disambut dengan keindahan desa.
Saat menuju ke lokasi sarasehan dengan ramah Bupati Jayapura menemani langsung para peserta.
Baca juga: Uniknya Sambutan Peserta Sarasehan KMAN VI di Kampung Yokiwa Jayapura: Ada Santapan Khas Papua
Hingga pada akhirnya peserta tiba di titik lokasi sarasehan berlangsung, di sanalah putra papua dari Kampung Yokiwa menari indah menyambut kedatangan para peserta.
Tarian sambutan tersebut merupakan tarian adat Kampung Yokiwa untuk menyambut tamu istimewa.
Para peserta terlihat riang dan tak lupa mereka langsung merogoh ponsel mereka dan mendokumentasikan kenangan indah mereka di Kampung Yokiwa.
Mama-mama di Kampung Yokiwa juga tak lupa menyajikan hidangan istimewa untuk para peserta.
Hidangan istimewa tersebut spesial dari Kampung Yokiwa yang mereka dapat dari alam.
Sagu bakar, ketela, talas dan singkong rebus menjadi camilan mereka sebelun memulai sarasehan. (*)