Kongres Masyarakat Adat
Toleransi di Kampung Mamei: Meski Masak Daging Babi, Tamu Muslim Disediakan Makanan Khusus
Prosesi barapen di Kampung Mamei dimulai dengan membakar batu lalu di atasnya ditaruh daging babi dan ditutup dengan dedaunan.
Laporan Wartawan Tribun-Video.com/ Fikri Febriyanto
TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI - Barapen merupakan tradisi bakar batu atau barapen merupakan tradisi khas Papua yang ditampilkan saat Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI, Kamis (28/10/2022).
Prosesi barapen di Kampung Mamei dimulai dengan membakar batu lalu di atasnya ditaruh daging babi dan ditutup dengan dedaunan.
Baca juga: UPDATE Rapat Pleno KMAN VI: Bahas Anggaran Dasar, Program Kerja, hingga Penetapan Maklumat
Prosesi ini dilakukan sebagai wujud syukur peresmian balai adat atau saliyap meikari mereka dan juga untuk menyambut kedatangan Bupati Jayapura Mathius Awoitauw yang bakal meresmikan balai adat mereka.
Setelah peresmian rumah adat yang disimbolkan dengan tarian adat, Bupati Jayapura membongkar tumpukan daun yang digunakan untuk barapen dan mengambil daging babi lalu menaruhnya di piring adat.




Seusai itu para masyarakat adat dan tamu makan bersama.
Meski barapen yang mereka lakukan tengah memasak daging babi namun mereka tidak lupa dengan tamu mereka yang beragama Islam.
Baca juga: Menikmati Kelapa Muda dan Mujair Bakar di Festival Ulat Sagu Kampung Yoboi Jayapura
Mereka menyediakan tempat dan makanan khusus untuk umat muslim.
Tamu dan masyarakat adat muslim disuguhi dengan olahan ikan laut, ayam kampung, daging rusa, dengan sayur-sayuran seperti sayur kangkung, sayur lilin, sayur bunga pepaya dan makanan umbi-umbian seperti ketela, singkong serta keladi.
Seusai makan bersama acara ditutup dengan tarian adat khas Kampung Mamei. (*)