Korea Utara dan Korea Selatan Berseteru
Armada Kim Jong Un Tembak Rudal ke Korea Selatan, Picu Alarm Serangan Udara di Pulau Ulleungdo
Dipicu armada Kim Jong Un, pimpinan Korea Utara, yang menembakan rudal ke Korea Selatan.
TRIBUN-PAPUA.COM – Belum cukup dengan perang Rusia dan Ukraina yang memicu perhatian publik dunia, kini giliran daratan Asia yang memanas.
Hal ini dipicu armada Kim Jong Un, pimpinan Korea Utara, yang menembakan rudal ke Korea Selatan.
Rudal balistik jarak pendek yang ditembakkan Korea Utara itu mendarat di dekat Pulau Ulleungdo, Korea Selatan.
Tak ayal, memicu alarm serangan udara di pulau tersebut.
Dengan cepat, warga pulau Ulleungdo diminta mengungsi dan mencari perlindungan.
Lantas Korea Selatan mengutuk peluncuran rudal tersebut.
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol telah mengadakan pertemuan Kabinet Keamanan Nasional.
Korea Utara menembakkan rudal tersebut sehari setelah Pyongyang memperingatkan Amerika Serikat dan Korea Selatan untuk berhenti melakukan latihan militer bersama.
Pyongyang mengancam akan menindaklanjuti dengan langkah-langkah "kuat".
Baca juga: Berani Menentang Kim Jong-Un? Warga Korea Utara Siap-siap Dilempar ke Tanki Piranha
Baik pihak berwenang Korea Selatan maupun Jepang merekam rudal tersebut pada Rabu pagi, termasuk rudal yang telah menembus Garis Batas Utara.
Rudal itu jatuh di perairan internasional, sekitar 26km selatan perbatasan demarkasi maritim, 57km timur Kota Sokcho Korea Selatan dan 168km barat laut pulau Ulleungdo.
Ancaman Nuklir Terselubung
Peluncuran rudal balistik Korea Utara terjadi setelah Pyongyang mengancam AS dan Korea Selatan yang melakukan latihan militer bersama.
Ancaman tersebut merupakan ancaman terselubung Korea Utara untuk menggunakan senjata nuklir mereka.
"Peluncuran rudal Korea Utara sangat tidak biasa dan tidak dapat diterima karena jatuh di dekat perairan teritorial Korea Selatan di selatan Garis Batas Utara untuk pertama kalinya," kata Direktur Operasi untuk Gabungan Korea Selatan, Kang Shin-chul, dikutip dari SCMP.
Militer Korea Selatan mengatakan, rudal dari berbagai jenis terbang menuju pantai timur dan barat semenanjung Korea, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Baca juga: Korea Utara Krisis Pangan, Pekerja Kantoran Turun ke Sawah: Kim Jong Un Sibuk Urusi Roket
Dalam pernyataan sebelumnya, Kepala Staf Gabungan mengatakan, setidaknya satu rudal mendarat di perairan internasional 26 kilometer selatan perbatasan laut timur Korea dan 167 kilometer barat laut pulau Ulleung Korea Selatan.
Kepala Staf Gabungan mengatakan, Korea Selatan tidak akan mentolerir provokasi Korea Utara dan akan dengan tegas menangani mereka dalam koordinasi yang erat dengan AS.
Dikatakannya, Korea Selatan telah meningkatkan postur pengawasannya di Korea Utara.
Permusuhan di semenanjung Korea telah memuncak dalam beberapa bulan terakhir, dengan Korea Utara menguji serangkaian rudal berkemampuan nuklir dan mengadopsi undang-undang yang mengizinkan penggunaan senjata nuklirnya secara pre-emptive dalam berbagai situasi.
Baca juga: Jadi Utusan Khusus, Megawati Disebut sebagai Tokoh yang Diyakini Bisa Bawa Perdamaian di Korea
Beberapa ahli masih meragukan Korea Utara dapat menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu dalam menghadapi pasukan AS dan Korea Selatan.
Korea Utara berargumen bahwa uji coba senjata baru-baru ini dimaksudkan untuk mengeluarkan peringatan kepada Washington dan Seoul, atas rangkaian latihan militer gabungan mereka yang dipandang sebagai latihan invasi.
Perlu diketahui, AS dan Korea Selatan melakukan latihan militer bersama pada minggu ini, yang melibatkan setidaknya 240 pesawat tempur. (*)