Koalisi Rakyat Papua Desak Jokowi dan KPK Pertimbangkan Hukum dan Kesehatan Lukas Enembe

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Hendrik Rewapatara

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Koalisi Rakyat Papua (KRP) meminta agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempertimbangkan proses hukum dan pelayanan kesehatan terhadap Gubernur Lukas Enembe.

Hal ini disampaikan Ketua KRP, Otniel Deda kepada awak media di Kota Jayapura, Kamis (12/1/23) malam.

"Bapak presiden Jokowi yang kami hormati, kami mohon kepada bapak untuk memberikan pertimbangan-pertimbangan dari sisi pelayanan hukum dan pelayanan kesehatan," ujarnya.

Baca juga: Koalisi Rakyat Papua Tegaskan Tidak Lakukan Demo Pasca-penangkapan Lukas Enembe

Menurut Otniel Deda, Lukas Enembe pernah mengintruksikan kader Demokrat dan masyarakat Papua memilih Jokowi pada Pemilu 2019.

"Beliau sudah luar biasa yang dimana memenangkan Jokowi dengan mengintruksikan kepada semua kader untuk memilih Jokowi," kata Deda.

Deda juga meminta kepada semua pihak agar tidak boleh ada kepentingan politik dengan cara menjatuhkan Lukas Enembe.

"Jangan sampai ada kepentingan politik yang bermain sehingga menjatuhkan bapak Lukas Enembe."

"Maka akan menciptakan benih-benih dimana kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah pusat ini akan mengalami degradasi kepercayaan dari orang Papua," ungkapnya.

Senada, Sekertaris Koalisi KRP, Asri Gombo meminta kepada Presiden dan KPK agar mengutamakan pelayanan kesehatan terhadap Lukas Enembe.

"Utamakan kesehatan, dari segi kemanusiaan karena beliau sedang sakit, sakit kronis," tegasnya.

Baca juga: Lukas Enembe Dibawa ke Gedung KPK Usai Jalani Perawatan di RSPAD Jakarta: Hanya Lambaikan Tangan

Menurut Asri Gombo, pihaknya meminta agar pemerintah membawa Lukas Enembe berobat di Singapura.

"Kami rekomendasi agar beliau bisa berobat ke Singapura dan dengan tegas disini yang menangani atau tahu persis soal beliau punya kesehatan itu dokter dari Singapura."

"Sehingga dokter dari KPK dan dokter pribadi dan keluarga bersama-sama antar beliau untuk berobat di Singapura," tandasnya. (*)