Gempa Bumi Guncang Jayapura
Mengungsi Akibat Gempa, Pasien RSUD Jayapura di Tenda Penampungan Mengeluh Kepanasan
Ada yang harus mengipas para keluarga mereka yang sedang dirawat dalam tenda pengungsian di pelataran RSUD Jayapura.
Penulis: Aldi Bimantara | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Aldi Bimantara
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Para pasien RSUD Jayapura masih bertahan di tenda pengungsian, pascagempa bumi Magnitudo 5,4 mengguncang wilayah itu pada Kamis (9/2/2023) sore.
Mereka mulai mengeluh kepanasan akibat terik.
Pantauan Tribun-Papua.com, Jumat (10/2/2023), para pasien RSUD Jayapura yang diungsikan mulai merasa tidak nyaman karena panas terik saat siang hari.
Ada yang harus mengipas para keluarga mereka yang sedang dirawat dalam tenda pengungsian di pelataran RSUD Jayapura.
"Iya kami di sini sudah dari kemarin, dan kondisinya memang kami panas kalau siang begini di dalam tenda," kata salah satu pasien yang tidak ingin disebutkan namanya.
Baca juga: Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Jayapura, Pondasi Atap Gedung Pascasarjana Uncen Runtuh: Lihat Itu
Sementara itu, Wakil Direktur RSUD Jayapura dr Andreas Pekey saat ditemui Tribun-Papua.com di lokasi Jumat (10/2/2023), membenarkan hal tersebut pula.
"Iya kami ada 50 sampai 60 persen dari total pasien yang masih bertahan di pelataran rumah sakit hingga hari ini, kami biasanya rawat sampai 200-an pasien jadi mungkin sekira puluhan hingga seratusan yang masih dirawat ditenda," katanya.
Ia tak memungkiri memang sebagian besar pasien mengeluhkan panas terik di dalam tenda saat siang hari.
"Namun kami memberikan pemahaman kepada masyarakat khususnya pasien, di mana yang dibawa masuk ke dalam ruangan atau gedung adalah pasien yang sebelumnya dirawat di ruangan dengan dinilai ketahanan gempa yang baik dengan skala tertentu," jelasnya.
Sehingga ia menginformasikan bahwasanya hingga saat ini, para pasien yang masih berada di pelataran RSUD adalah pasien yang dirawat pada ruangan atau gedung dengan tingkat kerawanan cukup tinggi terhadap gempa.
"Kami tidak ingin mengambil resiko, jadi kalau pasien yang sebelumnya dirawat di ruangan yang telah retak, atau merupakan gedung lama maka kami belum bisa masukkan ke ruangan," terangnya.
Lebih lanjut, Andreas merincikan sejumlah gedung RSUD Jayapura yang dinilai rawan ialah gedung operasi, ruangan ICU, obgyn, ruang anak, hingga ruang ortopedi dan IGD.
"Tenda saat ini telah terpasang sekira 6 berasal dari BPBD dan Kemensos RI, kemudian listrik juga siap," katanya.
Ditanya soal kendala dalam merawat pasien di tenda, Andreas menyebutkan selain cuaca panas terik saat siang hari, tetapi ketika kondisi hujan di malam hari pula tentu membutuhkan pelindung termasuk selimut tebal bagi pasien.

"Kami masih terus menunggu informasi dari BMKG, kalau ada informasi bahwa kondisi aman baru kita kemudian berfikir untuk mengembalikan pasien ke ruangan," tegasnya.
Baca juga: Kota Jayapura Tanggap Darurat Gempa, Pemerintah Imbau Masyarakat Waspada
Bahkan tak memungkiri, para pasien yang berada di ruangan RSUD Jayapura apabila terjadi gempa dahsyat, maka bukan tidak mungkin akan dilarikan ke luar pelataran.
Terakhir, pihaknya menginformasikan kepada masyarakat bahwasanya agar dapat memaklumi kondisi yang ada, sebab kemungkinan pelayanan akan terganggu.
"Tetapi yang penting kami upayakan pelayanan kepada gawat darurat dan lainnya kamu menyesuaikan," tandasnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.