ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Info Mimika

WASPADA! Kasus DBD Secara Komulatif, di Mimika Ada 119 Kasus

Dinkes Mimika sudah melakukan upaya penanganan bersama para kepala distrik, lurah, dan kampung dan hingga saat ini masih berjalan.

Penulis: Marselinus Labu Lela | Editor: Roy Ratumakin
Tribun-Papua.com/Istimewa
ILUSTRASI - Secara komulatif, Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika temukan 119 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) penyakit ditularkan oleh gigitan nyamuk dimana pasien itu mengalami panas. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Marselinus Labu Lela

TRIBUN-PAPUA.COM, TIMIKA – Secara komulatif, Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika temukan 119 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) penyakit ditularkan oleh gigitan nyamuk dimana pasien itu mengalami panas.

Terkait DBD ini, pihak Dinkes Mimika sudah melakukan upaya penanganan bersama para kepala distrik, lurah, dan kampung dan hingga saat ini masih berjalan.

"Yang kita promosi saat ini adalah upaya pemberantasan sarang nyamuk karena menjadi salah satu upaya mudah dan murah. Oleh karena itu saya ajak warga Mimika untuk menjaga lingkungan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Ubra kepada Tribun-Papua.com, Senin (20/3/2023) di Timika.

Baca juga: Kadinkes Mimika Reynold Ubra Sebut Campak adalah Bagian dari Imunisasi Dasar Kepada Anak

Ia mengatakan, DBD atau demam berdarah ini disebabkan oleh nyamuk bisa diatasi dengan mudah baik di dalam rumah atau di luar rumah.

Namun ternyata, di kota Timika ditemukan kepadatan jentik nyamuk rata-rata 45-60 persen disetiap wilayah.

Padahal maksimal tidak boleh lebih dari 5 persen tetapi nyatanya di Timika tidak demikian dan ini menyebabkan penyakit tular fektor seperti malaria dan DBD.

"Kami pemerintah tidak bisa bekerja sendiri karena kesehatan itu harus datang dari rumah dengan mengendalikan jentik nyamik dan menerapkan 3 M seperti menutup tempat perindukan nyamuk, menguras bak mandi, dan mengubur kaleng bekas," jelasnya.

Dijelaskan Reynold, angka insiden ried yang ditetapkan oleh Kemenkes RI bahwa DBD tidak lebih 50 per 1.000 penduduk per mile.

Baca juga: Warga Khawatir DBD Meluas, Dinkes Fogging Perumahan di Distrik Waibu

"Kalau di Timika sampai minggu lalu ada di posisi 31 per mile. Ini menujukan trend peningkatan dan ancaman bagi kita semua di mana hingga memasuki minggu keempat bukan Maret ini belum turun," ujarnya.

Ia mengatakan terkait hal ini dirinya dalam waktu dekat akan mempertemukan para kepala puskesmas untuk membahas isu DBD dan campak.

Upaya lain dari pemberantasan nyamuk dan membersihkan lingkungan secara masif terus dilakukan.

"Kami Dinkes Mimika rutin melakukan pengasapan, pemantauan jentik nyamuk di pekarangan rumah warga, jadi mohon kerjasamanya untuk semua masyarakat memperhatikan lingkungannya," katanya.

Ia juga menyebut bulan Ferbruari tahun 2023 satu warga meninggal dunia karena DBD di mana pihaknya juga telah melakukan pemantauan di lokasi tersebut.

"Kami menemukan kandang ternak bersebalahan dengan rumah warga ini juga menjadi pemicu terjadinya DBD karena pasti ada sarang nyamuk," jelasnya.

Lanjutnya, penyakit yang muncul akibat lingkungan kotor masih terjadi di Timika karena pergantian musim selalu diriingi dengan peningkatkan kasus.

"Kita tahu akar masalah sebenarnya itu apa tetapi persoalan komitmen untuk menyelesaikan itu berjalan maksimal atau tidak," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved