Kantor Maxim dan Grab Digeruduk
Sopir Taksi Bandara Sentani Menjerit, Pemerintah Diminta Tiadakan Maxim dan Grab di Papua
Wahyu mengatakan keberadaan layanan transportasi online saat ini membuat mereka kesulitan untuk mencari pelanggan atau penumpang.
Penulis: Calvin Louis Erari | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Calvin Louis Erari
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Keberadaan transportasi online seperti Maxim dan Grab dianggap jadi penyebab para sopir di Bandara Sentani menjerit.
Demikian disampaikan Wahy, satu di antara sopir di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (25/3/2023).
Kepada Tribun-Papua.com, Wahyu mengatakan keberadaan layanan transportasi online saat ini membuat mereka kesulitan untuk mencari pelanggan atau penumpang.
Baca juga: Kantor Maxim dan Grab Disegel, Ratusan Driver Ojek Merasa Terancam Minim Pendapatan
"Soal ini tidak perlu dipertanyakan lagi, karena sekarang pasti orang-orang mulai menggunakan aplikasi. Contohnya penumpang yang datang dari luar Papua, pasti mereka akan memakai aplikasi," ujarnya.
"Kecuali bagi mereka yang datang dari daerah pegunungan Papua yang mungkin masih bisa kita tangani," sambung Wahyu.
Iajuga mengakui minimnya pendapatan setelah hadirnya Grab dan Maxim.

"Setelah mereka masuk, pendapatan kita mulai terganggu, karena dari segi penumpang saja sudah berkurang, maka itu otomatis pendapatan kami menurun" ujarnya.
Untuk itu, sebagai sopir, dia berharap ada solusi terbaik dari pemerintah atas nasib mereka.
Andi Ongge yang juga merupakan sopir Bandara Sentani menambahkan, keberadaan pelayanan transportasi online ini lebih baik ditiadakan di Papua.
"Ini bukan suara saya sendiri, tetapi ini untuk banyak orang, karena mereka membuat kami tambah susah," ujarnya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Kantor Maxim dan Grab Jayapura Digeruduk Ratusan Driver Ojol, Ini Tuntutannya
Dia mengatakan, sebelum adanya Maxim dan Grab, mereka merasa nyaman dengan pendapatan yang lancar.
Untuk itu, dia berharap, ke depan pemerintah perlu membuat tindakan serius, agar aplikasi layanan transportasi online tidak lagi beroperasi di Bumi Cenderawasih.
"Aplikasi-aplikasi ini sudah bikin susah banyak sopir, contohnya seperti kita saat ini, jadi lebih baik pemerintah daerah tutup saja layanan-layanan online ini," pungkasnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.