ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

KKB Papua

Sebut KKB Biadab, Jenderal Dudung Kutuk Penyerangan di Nduga Papua yang Tewaskan Pratu Miftahul

Pratu Miftahul Arifin meninggal dunia setelah terlibat baku tembak dengan kelompok separatis Papua tersebut.

Tribun-Papua.com/Istimewa
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman. (Dispenad) 

TRIBUN-PAPUA.COM -  Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman mengutuk keras penyerangan TNI oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan hingga menewaskan satu orang prajurit.

Jenderal Dudung juga menyoroti teror yang dilakukan Kelompok Separatis Teroris Papua kepada masyarakat.

"Bukti dari kebiadaban Kelompok Separatis Teroris Papua yang terus menerus memberikan teror kepada masyarakat maupun alat negara yang sedang bertugas," kata Dudung dikutip dari Kompas Tv.

Atas gugurnya prajurit TNI Pratu Miftahul Arifin, Dudung turut menyampaikan bela sungkawanya.

Pratu Miftahul Arifin diketahui meninggal dunia setelah terlibat baku tembak dengan kelompok separatis Papua tersebut.

Baca juga: Prajurit Tewas di Tangan KKB, Presiden Jokowi Diminta Hentikan Operasi Siaga Tempur di Papua

Ia dikabarkan gugur di Mugi-Mam Kabupaten Nduga Papua pada pukul 16.30 WIT.

Menindaklanjuti hal itu, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono memerintahkan untuk melakukan Operasi Siaga Tempur, setelah peristiwa kontak tembak antara TNI dan anggota Kelompok Separatis Teroris (KST) terjadi.

Pasalnya, selain prajurit Pratu Miftahul Arifin gugur dalam insiden ini, empat orang anggota TNI yang ikut dalam misi penyelamatan pilot pesawat Susi Air, belum ditemukan.

Keempat prajurit tersebut belum diketahui keberadaannya setelah terlibat kontak tembak dengan KST di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023) pukul 16.00 WIT.

Mengutip siaran langsung konferensi pers di Youtube Tribun Jateng, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyampaikan akan terus mengupayakan pencarian keempat prajurit tersebut.

"Yang masih belum terkonfirmasi ada empat personil, kita masih terus mencari keberadaannya," kata Panglima TNI Laksamana Yudo Margono saat konferensi pers di Papua, Selasa (18/4/2023).

Diketahui, Panglima TNI menerjunkan sebanyak 36 personil anggota TNI untuk mengevakuasi pilot Susi Air.

Namun, ditengah jalan mereka dihadang oleh kelompok separatis tersebut.

Dalam peristiwa itu, empat orang mengalami luka, empat orang belum ditemukan dan satu meninggal dunia.

"Penyerangan dari Kelompok Separatis Teroris (KST), dari 36 tersebut, satu meninggal, ada empat orang yang luka.

"(Empat prajurit yang luka-luka) baru dievakusi dan selamat semua," ujar Yudo Margono.

Menindaklanjuti peristiwa kontak tembak itu, Yudo Margono memerintahkan untuk meningkatkan operasi penyelamatan ini menjadi Operasi Siaga Tempur.

"Kita tetap melaksanakan operasi, kita tingkatkan jadi Operasi Siaga Tempur. Kalau di Natuna kemarin Operasi Siaga Tempur Laut, kali ini Operasi Siaga Tempur Darat."

"Artinya ditingkatkan tadinya soft approach menjadi Operasi Siaga tempur (menindalanjuti) kejadian (kontak tembak) pada 15 April 2023 lalu," ujar Yudo Margono.

Siaga Tempur Khusus Daerah Rawan

Adapun, kata Yudo, status operasi siaga tempur tersebut tidak akan dilakukan di seluruh wilayah Papua.

Status itu hanya akan dilakukan di wilayah yang memiliki tingkat kerawanan tinggi.

Selain tingkat kerawanan tinggi salah satu yang menjadi indikator Operasi Siaga Tempur adalah wilayah yang tidak berpenduduk.

"Tidak semua di Papua Operasi Siaga Tempur, khususnya di daerah-daerah yang rawan seperti ini."  

"Dengan adanya seperti ini kan daerah itu langsung kita lokalisir bahwa lokasi tersebut harus kita laksanakan operasi siaga tempur." 

Baca juga: Prajurit TNI Tewas Diberondong KKB Papua, Wapres Maruf Amin: Kejar dan Tindak Tegas Pelaku!

"Dan di situ tidak ada penduduknya. Penduduk yang seperti ada perangkat desa dan sebagainya itu," kata Yudo. 

Selain itu, siaga tempur ini dilakukan apabila wilayah tersebut diketahui sebagai markas Kelompok Separatis Teroris (KST).

"Dan kalau tempatnya sudah diketahui itu adalah markasnya KST ya kita laksanakan operasi siaga tempur," ujar Yudo. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul KSAD Dudung Kutuk Keras Penyerangan di Papua yang Tewaskan 1 Prajurit, Sebut Itu Kebiadaban,

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved