Literasi Anak Papua
UNICEF Gelar Finalisasi Panduan Perencanaan dan Penganggaran Literasi Kelas Awal di Papua Selatan
UNICEF bersama pemerintah melakukan pendampingan kepada guru-guru agar dapat mengajarkan kemampuan baca tulis kepada siswa secara sistematis.
Penulis: Yulianus Bwariat | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan wartawan TRIBUN-PAPUA.COM, Yulianus Bwariat
TRIBUN-PAPUA.COM, MERAUKE - Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah berkolabirasi bersama UNICEF Wilayah Tanah Papua menggelar finalisasi panduan perencanaan dan penganggaran literasi kelas awal di Merauke, Papua Selatan, Senin (15/5/2023).
Kepala kantor Perwakilan UNICEF Tanah Papua, Aminudin Muhammad Ramdan, menjelaskan, sebelum terbentuknya Daerah Otonomi Baru (DOB), pihaknya menemukan kurang lebih 50 persen persen anak-anak tingkat kelas awal tidak dapat mengenal huruf sama sekali.
"Berdasarkan assesment di kelas awal, kurang lebih 50 persen anak-anak tidak dapat membaca dan tidak mengenal huruf sama sekali, itu untuk kelas 2 dan kelas 3 di seluruh Tanah Papua, " katanya kepada wartawan.
Karena itu, UNICEF bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat mengimplementasikan model leterasi kelas awal.
Baca juga: Didampingi Unicef Papua, Pojok Baca SD Peduli Papua di Mimika Berikan Manfaat Edukasi
UNICEF bersama pemerintah melakukan pendampingan kepada guru-guru agar dapat mengajarkan kemampuan baca tulis kepada siswa secara sistematis.
"Unicef bersama mitra-mitra kita di lapangan, turun ke sekolah-sekolah untuk mendampingi guru-guru di sekolah guna memperbaiki kualitas pengajaran," jelasnya.
Pada 2017, UNICEF melakukan assesment dan mendapati adanya perubahan baik, yang sebelumnya 50 persen anak-anak belum dapat membaca, setelah adanya pendampingan maka turun menjadi 20 persen.
"Karena hasilnya bagus, Menteri Pendidikan pada waktu itu mengeluarkan surat edaran agar program metode pembelajaran direplikasi oleh pemerintah daerah," ungkap Aminudin.
Dengan adanya hal itu, Dinas Pendidikan Provinsi Papua Selatan berkomitmen untuk mereplikasi program metode pengajaran ke 4 kabupaten di wilayahnya.
Yaitu Kabupaten Merauke, Kabupaten Mappi, Kabupaten Boven Digoel dan kabupaten Asmat.
Baca juga: STKIP Biak Gandeng Unicef Papua dan Unimuda Sorong Tuntaskan Calistung Melalui Peninjauan Kurikulum
"Program tersebut sudah berjalan, dan saat ini kami hadir di Papua Selatan untuk melihat perkembangan seperti bagaimana proses pelaksanaan, bagaimana mereka dapat menganggarkan, proses penganggaranya seperti apa dan implementasinya seperti apa sampai dapat berjalan, " tutur Aminudin.
Diharapkan, panduan replikasi yang disusun Kemendagri dapat diadopsi untuk daerah-daerah lain di Indonesia.
Metode pengajaran dari Unicef telah berjalan sejak tahun 2015, dan hingga saat ini masih terus dilakukan pengawalan. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.