ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Kabupaten Fakfak

Tari Titir Khas Fakfak Bikin Pengunjung Festival Budaya 129 Tahun Misi Katolik Kagum 

Tarian ini menggambarkan suasana penyambutan atau biasa ditarikan untuk momen tertentu, seperti misalnya dalam perayaan 129 Tahun Misi Katolik

Penulis: Aldi Bimantara | Editor: M Choiruman
Tribun-Papua.com
PAPUA TERKINI - Tari Titir yang dibawakan oleh anak-anak Sanggar Tomandin Fakfak Papua Barat yang membuat pengunjung berdecak kagum pada Festival Budaya perayaan 129 Tahun Misi Katolik di Tanah Papua yang diadakan pada pelataran Gereja Santo Yosep Fakfak, Papua Barat, Sabtu (20/5/2023) malam. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Aldi Bimantara

TRIBUN-PAPUA.COM, FAKFAK - Salah Satu tarian khas Fakfak Papua Barat yakni Tari Titir berhasil dipentaskan dan membuat pengunjung berdecak kagum pada momen Festival Budaya dan Pameran 129 Tahun Misi Katolik di Tanah Papua.

Pantauan Tribun-Papua.com Sabtu malam, (20/5/2023) di pelataran Gereja Katolik Paroki Santo Yosep Fakfak, para penonton bersorak saat para penari yang merupakan anak-anak mulai memasuki arena dan menarikan tarian khas itu. 

Baca juga: Pesan Wabup Fakfak saat Membuka Perayaan 129 Tahun Misi Katolik di Tanah Papua: Bangkit Bersama

"Mereka (para penari) sangat luar biasa dan apik menari-nari, ini kesenian yang indah dari generasi muda kita, kami bangga dan berharap untuk terus dilestarikan," ujar salah satu warga Fakfak yang hadir, Tofan kepada Tribun-Papua.com

Para penari Tari Titir yang dipentaskan pada Festival Budaya dan Pameran dalam rangkaian perayaan 129 Tahun Misi Katolik di Tanah Papua tersebut diketahui berasal dari Sanggar Tomandin yang didirikan seniman asli Fakfak, Freddy Warpopor

"Tarian biasanya ditarikan untuk menyambut tamu-tamu yang hadir di Fakfak, Papua Barat, dan anak-anak ini kami bina untuk bisa melestarikan kebudayaan daerah termasuk tarian sebagai generasi mendatang," jelasnya. 

Freddy mengatakan Tari Titir merupakan jenis tarian yang telah diwarisi turun temurun pada masyarakat Fakfak. 

"Kegunaan tarian ini menggambarkan suasana penyambutan atau biasa ditarikan untuk momen tertentu, seperti misalnya dalam perayaan 129 Tahun Misi Katolik di Tanah Papua saat ini," ujarnya. 

Baca juga: Misa Pembukaan Perayaan 129 Tahun Misi Katolik di Kabupaten Fakfak: Toleransi Bukan Hanya Slogan

Ia juga mengungkapkan tarian ini berupa ungkapan kerinduan akan “kedamaian", dan biasanya tarian ini dibawakan oleh para wanita dalam acara-acara adat atau penyambutan tamu dengan semangat kegembiraan dan keterbukaan. 

"Tari Titir ini juga diiringi dengan lagu Titir Tumor yang berirama gembira dan semangat, serta laki-laki memainkan Tifa sebagai alat musik pengiringnya," jelas Freddy. 

Melalui momentum tersebut, Freddy juga berpesan kepada generasi muda Fakfak agar dapat menyikapi pekerjaan jaman dengan bijak. 

Baca juga: Sukseskan Perayaan 129 Tahun Misi Katolik, FKUB Fakfak Imbau Warga Jaga Kerukunan di Masyarakat 

"Generasi muda atau milenial haruslah kreatif dan inovatif dalam mengimbangi pengaruh budaya luar dan budaya lokal atau tradisional kita," imbaunya. 

Freddy mengatakan seni bersifat dinamis, sehingga sebagai manusia menurutnya tidak bisa hanya terpaku terhadap kebiasaan atau tradisi-tradisi tetapi harus adanya inovasi terutama soal seni pertunjukan. 

"Saya berharap generasi muda Fakfak tidak hanya tinggal diam, tetapi mari kita terus menjaga, merawat dan mengembangkan seni budaya kita, terutama dan terpenting juga soal melestarikan bahasa daerah dan tari-tarian serta kearifan lokal," ajaknya. (*) 

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved