KKB Papua
Ungkap Faktor Penyebab Prajurit Membelot ke KKB Papua, Pengamat Militer Sarankan Ini ke TNI
Pengamat militer ungkap faktor penyebab adanya prajurit TNI yang membelot ke KKB Papua dan sarankan hal ini ke TNI.
TRIBUN-PAPUA.COM - Ada sejumlah anggota TNI yang membelot dan bergabung dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Terbaru, KKB pimpinan Yotam Bugiangge melakukan aksi teror terhadap warga dan terlibat baku tembak dengan aparat keamanan di Nduga, Papua Pegunungan.
Yotam Bugiangge sendiri merupakan pecatan TNI yang dulu bertugas di Kompi-C Yonif 756/WMS, Kabupaten Keerom, Papua.
Tak hanya Yotam Bugiangge, berdasarkan catatan Tribunnews.com, ada sejumlah anggota TNI yang memilih bergabung dengan KKB Papua.
Lalu apa penyebab para anggota TNI itu membelot ke KKB?
Baca juga: Daftar Mantan Anggota TNI yang Pilih Gabung KKB Papua, Ada yang Kabur Bawa Senjata Api

Berikut penjelasan pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi kepada Tribunnews.com.
Awalnya, Khairul menjelaskan, bahwa di medan tempur, seperti terkait operasi untuk penumpasan KKB di Papua, mental prajurit tidak dapat dipukul rata.
Hal tersebut terlihat dari adanya praktik buruk yang dilakukan oknum TNI dengan bekerja sama ke KKB Papua seperti menjual senjata hingga pembelotan.
"Di medan tempur, kekuatan mental prajurit tidak bisa dianggap sama rata. Fakta, kita melihat sejumlah praktik buruk penjualan senjata dan amunisi oleh oknum prajurit pada kelompok yang mestinya mereka tumpas," katanya saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (2/6/2023).
"Selain itu, adapula sejumlah prajurit TNI yang dikabarkan telah membelot ke pihak KKB. Salah satu alasannya, tidak tahan melihat kekerasan yang dialami oleh saudara-sauradannya warga Papua," sambung Khairul.
Baca juga: Bicara soal Masalah KKB Papua, Megawati: Kalau Saya Masih Komandan, Saya Turunkan Beberapa Batalion
Dengan fakta tersebut, Khairul menegaskan, bahwa peluang pembelotan seperti anggota TNI bergabung ke KKB, selalu ada dengan berbagai cara seperti intimidasi, iming-iming materi, dan alasan ideologis.
Khairul pun mengungkapkan besar kecilnya peluang terjadi pembelotan bergantung dari TNI mampu menjaga moril dan mental prajuritnya.
Selain itu, TNI juga harus mampu melakukan propaganda yang kuat dan efektif demi meraih simpati dan dukungan.
"Lalu yang paling penting adalah kemampuan menghindari terjadinya praktik buruk dan kekerasan yang tidak patut (improper violence) oleh prajuritnya di medan operasi di Papua," ujarnya.
Khairul pun menjelaskan, propaganda pemerintah terkait KKB yang dilabeli sebagai eksremis, jahat,dan pengacau masih kalah dengan propaganda dari KKB sendiri yang melabeli organisasinya sbagai wujud perjuangan pembebasan Papua dari Indonesia.
Baca juga: Adu Gengsi dengan Egianus Kogoya, KKB Yotam Bugiangge Disebut Berulah untuk Buktikan Eksistensinya
Lima Warga Sipil Tewas di Yahukimo Papua Pegunungan, Polisi Buru Anggota KKB |
![]() |
---|
KKB Papua Dilaporkan Bakar Rumah hingga Tembak Mati Warga Sipil di Asmat, Dipimpin Elkius Kobak |
![]() |
---|
Polisi Australia Tangkap 2 Penyelundup Senjata untuk KKB Papua, Sita Merkuri dan Bahan Peledak |
![]() |
---|
Videografer KKB Papua Ditangkap di Nabire, Siprianus Weya Disebut Anak Buah Aibon Kogoya |
![]() |
---|
Anggota KKB Papua Ditangkap, Ini Sosok Konara Enumbi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.