Petronela Meraudje Raih Kalpataru
Kisah Peraih Kalpataru dari Papua, Petronela Meraudje: 10 Tahun Mengabdikan Diri di Hutan Mangrove
Pencapaian Mama Petronela Maraudje tersebut sebagai bentuk apresiasi dari Pemerintah Pusat melalui Kementrian Lingkungan Hidup
Penulis: Yohanes Musanus Palen | Editor: M Choiruman
Laporan Wartawan Tribun-Papua.Com,Yohanes Musanus Palen
TRIBUN-PAPUA.COM-JAYAPURA - Mama Petronela Maraudje, pegiat lingkungan asal Kota Jayapura, Provinsi Papua sukses meraih penghargaan Kalpataru 2023 kategori Pembina Lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Kalpataru merupakan salah satu penghargaan tertinggi di bidang lingkungan hidup yang diberikan Pemerintah Indonesia kepada individu atau kelompok yang telah berkontribusi secara signifikan dalam merintis, mengabdi, menyelamatkan, dan membina perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Baca juga: Mama Petronela Meraudje, Peraih Kalpataru 2023: Saya Akan jaga Terus Teluk Youtefa
“Kalpataru sendiri adalah bahasa Sanskerta yang berarti pohon kehidupan,” ucap Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua, Jan Jap Ormuseray.
Lebih lanjut Ormuseray mengakui, apa yang dicapai Mama Petronela Maraudje tersebut sebagai bentuk apresiasi dari Pemerintah Pusat melalui Kementrian Lingkungan Hidup atas dedikasi atau pengabdiannya yang mana selama ini menjaga lingkungan hutan mangrov di Kampungnya di Engros Kota Jayapura dan sekitarnya.
Ormuseray menyampaikan, penganugrahan Kalpataru itu telah dimulai sejak tahun 1980 silam, dimana sudah 412 Kalpataru dianugrahkan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Pada tahun 2023 ini, terdapat 368 peserta baik individu maupun kelompok yang berjuang meraih Kalpataru.
Namun dari hasil verifikasi oleh tim ahli yang terdiri dari para guru besar yang disebut Dewan Kalpataru Nasional itu hanya terpilih 10 orang dan salah satunya mama Petronela Maraudje.
Baca juga: BREAKING NEWS: Mama Petronela Meraudje Tiba di Jayapura, Disambut Haru Warga Usai Raih Kalpataru
“Saya mengapresiasi mama Petronela Merauje dalam usahanya yang memang bukan termotivasi untuk menerima Kalpataru, memang sejak 10 tahun ini ia mengabdikan dirinya untuk hutan mangrove,” terang Ormuseray.
Menurutnya,apa yang dilakukan mama Petronela bukan muncul saat mau terima Kalpataru, tapi memang kesehariannya itu dia hidup di hutan mangrove.
Dia memanfaatkan potensi alam yang ada di hutan mangrov tersebut, untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, seperti mengambil kepiting, udang, kayu kering dan sebagainya.
Baca juga: Petronela Merauje, Peraih Kalpataru Bakal Diarak dari Sentani Hingga Ciberi: Ini Sosoknya!
Hutan mangrove merupakan tempat aktivitas sehari-hari dan hutan perempuan yang sekaligus menjadi penyangga kehidupan sehari-hari.
“Jadi kalau setelah menerima Kalpataru ini dia tidak melaksanakan kegiatannya, saya pikir tidak, karena ia sendiri telah mengabdikan hidupnya untuk mangrove salama ini,” tandas Ormuseray. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.