Papua Terkini
PYCH Diminta Klarifikasi Penggunaan Koteka pada Papua Street Carnival, Tokoh Adat Ini Teriak Keras
Diketahui, penggunaan koteka dalam fashion show Papua Street Carnival, Jumat lalu, dibalut dengan celana pendek berwarna hitam.
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Papua Youth Creative Hub (PYCH) diminta segera mengklarifikasi penggunaan Koteka dalam iven Papua Street Carnival yang disaksikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pekan lalu.
Pasalnya, penggunaan koteka dalam iven itu dinilai melecehkan budaya Papua khususnya pada wilayah adat Lapago.
Diketahui, penggunaan koteka dalam fashion show Papua Street Carnival, Jumat lalu, dibalut dengan celana pendek berwarna hitam.
Hal ini mengundang polemik hingga kecaman dari sejumlah pihak.
Tokoh Masyarakat Wilayah Adat Lapago, Paskalis Kossay, geram dengan tindakan pelecehan yang dilakukan dalam iven tersebut.
Baca juga: Mahasiswa dan Tokoh Adat Kecam Penggunaan Koteka di Acara Papua Street Carnival: PYCH Klarifikasi!
"Ini sama halnya tidak menghormati budaya suku Lapago dan Meepago di Papua. Maka kami harap, Papua Youth Creative Hub segera klarifikasi atau meminta maaf kepada publik," ujar Kossay melalui keterangan tertulis kepada Tribun-Papua.com, Senin (10/7/2023).

Kossay berujar, sesama anak bangsa yang berbudaya mesti menjunjung tinggi pelestarian budaya serta nilai luhur adat dan budaya setiap suku di Indonesia.
"Karena budaya sesuai UU Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan," katanya.
Sementara itu, Koordinator Isu Hukum dan HAM Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara, Salmon Wantik, memandang penggunaan koteka dalam fashion show di iven tersebut melecehkan budaya di wilayah adat Lapago, Papua.
Salmon berpendapat, praktik tersebut merupakan pencitraan buruk yang dilakukan perangkat negara.
Kata dia, hanya suku pemilik tradisi tersebut yang paling memahami nilai adat.
Harapannya, koteka tidak disalahgunakan dengan alasan apapun.
"Kita harus menghormati semua adat dan budaya di bumi, karena itu bonus dari Tuhan yang telah dikasih ke setiap suku masing-masing," kata Salmon Wantik kepada Tribun-Papua.com, Senin (10/7/2023) di bilangan Abepura.
Salmon Wantik menyampaikan, kejadian penggunaan koteka yang salah, dalam ivent Papua Street Carnival mencerminkan pelecehan terhadap budaya anak asli koteka.
"Karena dalam pertunujukan itu, telah mengunakan atau pakai koteka tidak sebenarnya."
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.