ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Info Papua Tengah

Dampak Kekeringan di Puncak Papua Tengah, BNPB: 6 Orang Meninggal Akibat Diare dan Dehidrasi

Cuaca ekstrem yang melanda dua distrik di Kabupaten Puncak, Papua Tengah sejak bulan Juni 2023 dilaporkan menyebabkan enam orang meninggal dunia.

|
Editor: Roy Ratumakin
Humas Kementerian Sosial
Pelaksana Tugas Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian Sosial Adrianus Alla bersama timnya memberikan bantuan makanan bagi masyarakat yang terdampak bencana kekeringan di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, Rabu (27/7/2023). Jumlah warga yang mengalami musibah kelaparan di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi mencapai 7.500 orang. 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAKARTA – Cuaca ekstrem yang melanda dua distrik di Kabupaten Puncak, Papua Tengah sejak bulan Juni 2023 dilaporkan menyebabkan enam orang meninggal dunia.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, kekeringan akibat musim kemarau berkepanjangan yang diiringi cuaca dingin ekstrem terjadinya hujan es di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.

"Kekeringan itu menyebabkan warga setempat kesulitan mendapatkan air bersih hingga mengakibatkan enam warga yang meliputi lima orang dewasa dan seorang bayi meninggal dunia. Diduga dikarenakan diare dan dehidrasi," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (31/7/2023).

Baca juga: Dampak Kekeringan Masuk Lintasan KKB di Papua Tengah, 7.500 Warga Butuh Bantuan

Abdul menyebut, berdasarkan laporan Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops), BNPB yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Puncak per Minggu (30/7/2023), bencana kekeringan ini telah berdampak pada kurang lebih 7.500 jiwa.

Adapun penanganan darurat yang telah dilakukan meliputi penyelidikan epidemiologi kepada para korban yang meninggal dunia oleh Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah.

 

 

"Selain itu distribusi bantuan makanan dan obat-obatan serta penyuluhan kesehatan juga dilakukan secara berkala. Operasi pemantauan dan penanganan kesehatan ini juga didampingi oleh Emergency Medical Team (EMT) Regional Papua," terangnya.

Sementara itu Bupati Puncak, Willem Wandik mengatakan, daerahnya dilanda cuaca ekstrem dimana tidak ada hujan yang menyebabkan kekeringan dan munculnya wabah penyakit diare.

"Selama dilanda cuaca ekstrem, tidak ada hujan bahkan wabah diare akan menyerang anak serta balita," kata Willem.

Baca juga: Bencana Kekeringan di Puncak Papua Tengah, Ini Kata Mantan Kapolda Papua

Perlu diketahui, Pemerintah Kabupaten Puncak mendistribusikan bantuan logistik dan peralatan yang meliputi makanan siap saji 4.000 paket, makanan anak 4.000 paket, lauk pauk siap saji 2.000 paket, tenda gulung 500 lembar.

Selain itu juga, ada sarden 25 dus, kornet 32 dus, sosis 83 dus, abon sapi 15 dus, biskuit 18 dus, pakaian seragam sekolah anak 3.000 stel, pakaian dewasa 4.000 stel, celana dewasa 4.000 lembar, selimut 4.000 lembar.

Bantuan pun disalurkan dari Mabes TNI maupun dari Kementerian Sosial berupa beras, mi instan, sembako, makanan siap saji, tenda gulung, sarden, kornet, biskuit, sosis, abon, pakaian, dan selimut.

Baca juga: Bencana Kekeringan Landa Papua Tengah, KKB pun Berulah: Hambat Penyaluran Bantuan

Bantuan dikirim menggunakan Pesawat Hercules TNI AU A-1327 melalui Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, pada Senin lalu (24/7/2023).

Sementara itu, pemerintah pun segera melakukan upaya jangka pendek, yakni akan menyiapkan produksi yang lebih teratur dan sekaligus melakukan mitigasi musiman ini dengan memastikan cadangan pangan yang sehat.

Kemudian, aksesibilitas pemenuhan pangan akan dilakukan percepatan dengan memperhatikan kondiis lingkungan strategis dan fenomena waktu. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved