ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Pemkab Jayapura

Pengelola Destinasi Wisata Wajib Setor Retribusi 10 persen

Destinasi wisata baik di wilayah Sentani, Depapre, Demta, Genyem rata-rata belum ada karcis retribusi yang di kelola oleh Pemkab Jayapura.

Tribun-Papua.com/Putri Kurita
Pengunjung di Bukit Tungkuwiri, Doyo Baru, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura. Bukit Tungkuwiri menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik di kunjungi 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita

TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar)  menegaskan pengelolaan destinasi wisata wajib menyetorkan retribusi sebesar 10 persen keuntungan dalam setahun.

Sekretaris Disbudpar Kabupaten Jayapura, Benny Yarisetouw mengatakan meskipun warga yang mengelola tempat wisata, penarikan itu akan tetap dilakukan. Dimulai ketika surat mengenai biaya retribusi diberikan kepada pengelola tempat wisata.

Benny menyebut tempat wisata baik di wilayah Sentani, Depapre, Demta, Genyem rata-rata belum ada karcis retribusi yang dikelola oleh Pemkab Jayapura.

Baca juga: Triwarno Purnomo Ingatkan Peran Distrik Kembangkan Potensi Wisata di Waibu Kite Festival

"Dari kami (Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) sehingga perlu surati mengenai retribusi (pajak) 10 persen yang mereka (warga) peroleh wajib kasih ke pemerintah,” katanya.

Dikatakan, jumlah yang pasti dari penarikan retribusi tersebut tidak diketahui secara pasti karena uang retribusi itu ‘numpang lewat’ dan jumlahnya tidak sama setiap tahun.

“Kami biasa ambil dan langsung diserahkan ke Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Bappenda) untuk masuk dalam pajak daerah dari sektor pariwisata,” ujarnya.

Benny menjelaskan dengan keterbatasan anggaran yang dimiliki hanya Rp11 miliar 2023 sudah termasuk pembiayaan belanja pegawai memang cukup kecil untuk dapat membiayai semua tempat-tempat destinasi wisata daerah ini.

“Biasanya kita memberikan dukungan sesuai petunjuk dari Musrembang Kabupaten di mana tahun ini yang dibantu wisata danau Sentani seperti Kampung Asei kerajinan tangan melukis di atas kulit kayu, Abar kerajinan tangan terkenal pembuatan gerabah, Yoboi dengan kampung warna-warni, hutan sagu,” katanya.

Dia menambahkan pariwisata tersebut mampu membangkitkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bagi masyarakat di kampung, sehingga ekonomi mereka bisa meningkat.

Baca juga: Tugu MacArthur Sentani, Destinasi Wisata Papua yang Jadi Saksi Sejarah Perang Pasifik

“Sebenarnya bukan saja wilayah Sentani, di Depapre terkenal dengan keindahan pantai pun dibantu, begitu pula dengan kawasan hutan tempat melihat burung Cenderawasih kita bantu,” ujarnya.

Dia mengakui jumlah tempat pariwisata begitu banyak dengan anggaran yang terbatas maka tidak semua objek wisata tersebut mampu dibantu serta kelola dengan baik.

“Kami inisiasi dengan membuat kegiatan dan mengundang pelaku atau pengelola tempat-tempat wisata potensial untuk hadir dan mengajarkan kepada mereka manajemen pengelolaan destinasi wisata yang baik dan benar,” katanya. (*)  

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved