info merauke
Lagi! Pedagang Mama-mama Papua Tak Setuju Pembangunan Pasar di Blorep Merauke: Kejauhan dari Kota
Lokasi pasar Blorep nantinya cukup sulit diakses oleh pedagang Papua karena letaknya di pinggiran kota.
Penulis: Yulianus Bwariat | Editor: Lidya Salmah
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Yulianus Bwariat
TRIBUN-PAPUA.COM, MERAUKE - Mama-mama pedagang asli Papua di Kabupaten Merauke, Papua Selatan mengkritisi kajian Pemkab setempat terkait lokasi pembangunan Pasar Blorep di daerah Blorep, Kelurahan Kamundu, Distrik Merauke.
Bupati Merauke, Romanus Mbraka, sebelumnya di hadapan media menyatakan, bahwa lokasi pembangunan pasar sudah tepat dan strategis berdasarkan kajian yang dilakukan pemerintah.
Mama-mama pedagang orang asli Papua di Merauke, justru menganggap kajian tersebut mustahil, karena tidak menjawab persoalan dan tantangan para pedagang khususnya orang asli Papua setempat.
Baca juga: Porprov Papua Selatan: Tim Voli Putra Mappi Akui Kehebatan Tim Merauke
Mereka juga menganggap kajian pemerintah terkait lokasi pasar itu sangat kontroversial.
Seperti yang diungkapkan salah satu pedagang, Mama Uli, yang menyebut kebijakan Pemkab Merauke membangun pasar mama-mama Papua di Blorep adalah sesuatu yang keliru dan tidak tepat sasaran.
Sebab menurut dia, lokasi pasar Blorep nantinya cukup sulit diakses oleh pedagang Papua karena letaknya di pinggiran kota.
"Sejak tahun 2000-an kami berjualan dan sudah meminta pasar khusus, tapi tidak pernah ditanggapi atau dijawab dengan benar, yang kami inginkan itu pasar khusus bagi pedagang orang asli Papua yang berada di tengah kota," katanya baru-baru ini.
Salah satu aktivis Perempuan Papua di Merauke, Margaretha Kaize juga meminta agar Pemkab Merauke mangambil langkah bijak dengan membangun pasar khusus di belakang SMP Negeri 2, karena lokasi tersebut lebih menjawab kebutuhan para pedagang asli Papua.
"Jangan bangun di Blorep, kalau di belakang SMP Negeri 2, mama-mama dari pantai Imbuti, pantai Payum dan kampung Yobar bisa juga menjangkau," ungkapnya.
Baca juga: Pidato Perdana PAW Ketua DPRD Merauke: Soroti Persoalan Inflasi Hingga Kemiskinan
Sementara itu aktivis LBH Papua Pos Merauke, Teddy Wakum mengatakan para pedagang sering mengeluh bahwa aktivitas berdagang mereka di pasar Wamanggu dan Mopah Baru yang notabene berada di pusat kota, kadang tidak memberikan hasil yang memuaskan.
“Mama-mama sering mengeluh bahwa mereka saat ini bersaing dengan pedagang yang bermodal besar dengan menggunakan motor dan mobil untuk berjualan langsung ke kompleks atau rumah-rumah warga, apalagi yang dijual adalah mirip dengan yang mama-mama jual,”terangnya.
"Dengan begitu, dagangan mama-mama juga kadang tidak laku di pasar, nah dari sini kita sudah bisa ukur, apalagi kalau mereka dialihkan ke daerah pinggiran kota,” sambung Teddy Wakum.
Dengan sejumlah alasan itulah, Teddy Wakum Teddy Wakum berharap agar Pemkab Merauke dapat memenuhi permintaan mama-mama pedagang orang asli Papua agar dibangun pasar khusus di belakang SMP Negeri 2 Merauke.
“Apalagi kalau mama-mama dipindahkan ke pasar yang ada di pinggiran kota dan tidak ada aktifitas angkot ke area itu, serta masalah keamanan, ini merupakan kebijakan yang tidak tepat,"pungkasnya. (*)
| Garda Kesehatan Merauke Dibekali, Kader Multitalenta Siap Hadapi Malaria, HIV/AIDS, dan TB |
|
|---|
| Rumah dan Dua Unit Motor Habis Dilalap Sijago Merah di Kabupaten Merauke Provinsi Papua Selatan |
|
|---|
| Kampung Yakyu Perbatasan RI-PNG Kini Diterangi Lampu, Warga Merasa Nyaman |
|
|---|
| Pembuat Miras di Merauke Kabur Saat Digerebek, Polisi: Jangan Kendor |
|
|---|
| Dua Unit Mobil Dumpt Truk Dibakar di Kuda Mati Merauke, Polisi Periksa Empat Saksi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.