ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Pemilu 2024

Ganjar Pranowo Didemo hingga Baliho Dicopot, Si Rambut Putih Justru Disambut Ribuan Rakyat Papua

Tak hanya itu, Ganjar Pranowo juga ditolak memberikan kuliah umum di Auditorium Universitas Cenderawasih (Uncen).

Tribun-Papua.com/Yoshua Hanokh Sinah
Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo saat diarak menuju panggung oleh relawan dan simpatisannya di Lapangan PTC Entrop, Kota Jayapura, Papua, Selasa (21/11/2023) sore. 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Kunjungan Ganjar Pranowo di Jayapura rupanya menjadi antiklimaks bagi para pendukungnya.

Calon presiden RI nomor urut tiga tersebut mendapat perlakuan taksedap dari mahasiswa.

Bahkan sesaat tiba di Bandara Sentani Jayapura, Selasa (21/11/2023) siang, baliho besar berisi sambutan 'Rakyat Papua Bersama Ganjar-Mahfud' dicopot dari sebuah papan reklame, tepat di persipangan bandara.

"Saya hanya bertugas, dan diperintah harus dilepas," ujar pemuda tersebut kepada Tribun-Papua.com.

Tak hanya itu, Ganjar Pranowo juga ditolak memberikan kuliah umum di Auditorium Universitas Cenderawasih (Uncen).

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPMF) dari 9 fakultas di Uncen memblokade gerbang masuk Auditorium Uncen di Distrik Abepura, Kota Jayapura.

Baca juga: Demonstrasi di Jayapura, Mahasiswa Papua Tolak Kedatangan Ganjar Pranowo: Ada Apa?

Mereka menggelar demonstrasi.

Sejumlah mahasiswa Universitas Cenderawasih (Uncen) saat melakukan orasi menolak kehadiran calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranomo yang bakal melakukan kuliah umum di universitas tersebut.
Sejumlah mahasiswa Universitas Cenderawasih (Uncen) saat melakukan orasi menolak kehadiran calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranomo yang bakal melakukan kuliah umum di universitas tersebut. (Tribun-Papua.com/Noel Iman Untung Wenda)

Padahal, kedatangan Ganjar ke Papua bukan dalam rangka kampanye. 

Melainkan, diundang oleh barisan pendukungnya untuk melihat Papua secara dekat, sekaligus mendengarkan aspirasi masyarakat yang memprakarsai dukungan kepadanya.

Ketua BEM FH Uncen, Yanes Hisage, beralasan, kampus bukan tempat kampanye politik praktis. 

"Uncen didirikan untuk mendidik dan mengajar agar menjadi mahasiswa yang berprestasi, bukan berpartisipasi dalam kampanye politik praktis lalu terjerumus," ujarnya kepada Tribun Papua.com.

Alasan lainnya, kata Hisage, bertepatan surat edaran Gubernur Papua soal hari lahirnya Otonomi Khusus (otsus) Papua hari ini.

"Hari ini adalah hari lahirnya otonomi khusus. Di dalamnya ada empat substansi yang fundamental yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan sosial politik."'

"Selama 20 tahun berjalan faktanya kesejahteraan itu belum sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat akar rumput di Papua," ujarnya.

Hal itu pula alasan BEM Uncen menolak siapa pun calon presiden memberikan kuliah umum di kampus.

Halaman
12
Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved