Sosok
Kisah Christy Yanuarius Gabriel Turot, Anak Asli Maybrat Papua Barat jadi Pilot Lion Air
Setelah proses training selesai, Christy pun mencapai jam terbangnya yaitu empat ribu delapan ratus jam penerbangan.
Penulis: Calvin Louis Erari | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Calvin Louis Erari
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Pria asli Maybrat di Papua Barat, Christy Yanuarius Gabriel Turot, tak menyangka dirinya menjadi serang pilot di maskapai Lion Air.
Lelaki yang akrab disapa Christy ini, lahir pada 2 Januari 1991 di Maybrat.
Dari kecil hingga dewasa, Christy hidup di tengah keluarga yang sederhana.
Walau ayahnya bekerja sebagai PNS, dan ibunya hanya ibu rumah tangga, namun Christy punya cita-cita yang sangat luar biasa, yaitu harus menjadi seorang pilot.
Cita-cita itu diketahui datang saat dia duduk di bangku SMP.
Baca juga: SOSOK Tresia Ohee, Pengrajin Kulit Kayu dari Sentani: Kenalkan Motif Ukiran di Festival Noken Papua
"Saat itu, setelah tamat SD pada 2003 di SD Inpres 103 Hbm, dan lanjut ke SMP Negeri 9 Sorong, yang saat ini sudah dirubah menjadi SMP Negeri 6, keinginan untuk menjadi pilot mulai muncul dalam hati."
"Sarena saya lihat ada saudara sepupu juga yang menjadi pilot, maka dari situlah saya mulai tekun untuk belajar," ujar Christy kepada Tribun-Papua.com, di Sentani, Sabtu (13/1/2023).
Bermodalkan tekad kuat, pada 2006, Christy pun tamat SMP, dan melanjutkan studi ke bangku SMA.
"Setelah tamat pada 2006, saya langsung ke Kota Jayapura untuk daftar di SMA Negeri 3 Jayapura, Buper, dan lulus hingga sekolah disitu," kata Christy.
Selama dibangku SMA, Christy tidak bosan-bosan belajar keras agar bisa menggapai cita-citanya.
"Pada 2009 saya lulus SMA, dan saya langsung ikut seleksi di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) dan mengikuti tes di Politeknik Penerbangan Indonesia - Curug (PPI Curug)," ujarnya.
Sayangnya, dalam tahapan seleksi tersebut, Christy dinyatakan gugur.
"Saya gugur tetap di seleksi terakhir yaitu pantohir karena persoalan mata," tandasnya.
Kenyataan tak membuat orang asli Papua (OAP) yang satu ini menyerah dengan keadaan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.