ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Sosok

Kisah Christy Yanuarius Gabriel Turot, Anak Asli Maybrat Papua Barat jadi Pilot Lion Air

Setelah proses training selesai, Christy pun mencapai jam terbangnya yaitu empat ribu delapan ratus jam penerbangan.

Tribun-Papua.com/Calvin Erari
Pria asli Maybrat di Papua Barat, Christy Yanuarius Gabriel Turot, tak menyangka dirinya menjadi serang pilot di maskapai Lion Air. 

Christy mencoba mengasah kemampuannya, lalu mempersiapkan diri kembali untuk ikut tes.

Atas semangat tersebut, pada 2010, pria asal Maybrat ini kembali mengikuti seleksi, namun bukan di PPI Curug, tetapi di sekolah Aero Flyer Institute.

Di lembaga ini, Christy pun dinyatakan lulus.

Namun, proses perjalanan tak selalu manis.

Saat menjalani masa pendidikan, pada 2012, dia harus putus kuliah dari sekolah tersebut karena terkendala biaya.

Tak habis akal, ia melihat pintu berikutnya. 

Christy tetap berjuang agar bisa menjadi seorang pilot benaran.

Hanya bermodal semangat, pada 2014, Christy kembali melanjutkan pendidikan, namun bukan di sekolah  Aero Flyer Institute, tetapi di Angkasa Aviation Academy.

Satu tangga pun terlewati. Studinya tuntas dan wisuda pada 2015.

"Setelah selesai, kita langsung dikumpulkan dari Maskapai Lion, untuk menunggu pembagian selama sebulan."

"Begitu nama keluar, saya langsung ditempatkan di Lion untuk mengikuti training selama satu tahun di pesawat untuk mengejar jam terbang, dengan penerbangan pertama, Jakarta-Singapura, dan Jakarta-Medan," jelasnya.

Setelah proses training selesai, Christy pun mencapai jam terbangnya yaitu empat ribu delapan ratus jam penerbangan.

Baca juga: KISAH drg Yannie Lefaan, Dokter Berusia 35 Tahun Dipercaya Memimpin RSUD Manokwari di Papua Barat

"Karena sudah dapat jam gerbang, maka saat ini saya menjadi co pilot di Lion Boeing 737 900 dan 800," ujarnya.

Singkat cerita, dengan perjuangan yang begitu panjang untuk menjadi seorang pilot, maka menurut Christy untuk menjadi sukses itu sebenarnya mudah.

"Kuncinya kembali kepada diri kita sendiri, mau menjadi apa. Dari situ akan membuat kita memiliki komitmen untuk terus fokus menggapai apa yang ingin kita capai."

"Tapi semua itu juga harus dibarengi dengan doa, terutama dari orang tua, sebab dengan doa mereka, maka akan ada pintu-pintu berkat untuk kita," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved